Berita Palembang
Jelang Imlek Harga Sembako di Palembang Naik, Minyak Goreng Satu Harga Langka di Palembang
Harga sejumlah sembako menjelang Imlek semakin melambung bahkan pembeliannya juga dibatasi.
Penulis: Hartati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Harga sejumlah sembako menjelang Imlek semakin melambung bahkan pembeliannya juga dibatasi.
Bukan cuma minyak goreng satu harga program pemerintah saja yang langka di pasaran tapi juga keberadaan gula juga mulai sulit didapat.
Di pantau di sejumlah mini market minyak goreng kosong karena stok sudah habis terjual karena banyak pembelinya.
Sementara itu gula yang semula dijual Rp 12 ribu untuk gula curah kini naik jadi Rp 14 ribu di pasar tradisional.
Sementara itu di pasar retail modern harga gula masih sama Rp 12.500 namun untuk merek tertentu pembelian dibatasi hanya boleh membeli 1 kg saja per pelanggan per hari. Bahkan beberapa mini market stoknya kosong semua.
Gula kemasan minimarket, Rose Brand putih dan PSM bebas dibeli dengan jumlah banyak. Sementara itu gula merek PSG dibatasi hanya boleh beli kg saja per konsumen.
Di beberapa mini market gula merek Gulaku kemasan putih dan kuning bahkan tidak ada sama sekali atau kosong seluruhnya.
"Iya aturannya memang maksimal beli cuma 1 kg tapi merek lain boleh lebih dari 1 kg," ujar kasir Alfamart Demang Lebar Daun, Jumat (28/1/2022).
Mirna konsumen yang ditemui membeli gula mengatakan memilih gula warna kuning karena rasanya lebih manis daripada gula warna putih terang. Sebab gula putih terang tidak terlalu manis sehingga boros penggunaannya.
Itulah sebabnya banyak ditemukan gula putih di sejumlah minimarket dan pembeliannya tidak dibatasi oleh toko. Berbeda dengan gula warna kuning seperti merek PSG yang dibatasi pembeliannya.
Selain gula yang juga naik harganya di pasaran, harga gandum juga ikut naik dari semula Rp 8 ribu per kg untuk kemasan curah kini menjadi Rp 14 ribu.
Namun kenaikan harga gandum kemasan di minimarket tidak sebesar seperti di pasar dan warung. Semula gandum kemasan dibandrol berkisar Rp 9-11 ribu per kilo tergantung merek dan jenis proteinnya kini dijual menjadi Rp 11-13 ribu per kg tergantung mereknya.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Palembang Raimon Lauri mengakui minyak goreng sulit didapat karena lebih banyak permintaan dibanding produksinya sehingga banyak kosong.
Selain itu pemerintah juga menjamin minyak goreng satu harga baik di pasar retail juga pasar tradisional, namun dia tidak menampik jika masih ada pedagang di pasar tradisional yang menjual minyak goreng dengan harga lama karena modal mereka saat membelinya juga mahal.
"Wajar kalau mereka jual mahal sebab modalnya mahal tapi diharapkan ke depan harganya satu harga seperti yang ditetapkan pemerintah dan semoga regulasinya jelas sehingga semuanya satu harga di pasar retail dan tradisional sama jadi tidak langkah lagi," katanya.