Jelang Pilpres 2024

Peluang Golkar Usung Duet Anies Baswedan-Airlangga Hartanto di Pilpres 2024 Disebut Semakin Besar

Lebih lanjut, kata Usni, Golkar memang kembali mencoba peruntungan mengusung ketua umumnya pada Pilpres 2014 dengan memajukan Aburizal Bakrie (Ical).

Editor: Slamet Teguh
Kolase Foto: Wikipedia dan Insagram Via Warta Kota
Peluag Golkar Untuk Usung Duet Anies Baswedan-Airlangga Hartanto di Pilpres 2024 Disebut Semakin Besar 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Ajang pemilihan presiden (Pilpres) baru akan digelar pada tahun 2024 mendatang.

Namun, sejumlah tokoh disebut bakal maju di Pilpres tersebut.

Partai politikpun sudah menyiapkan kader terbaiknya.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Usni Hasanudin menilai, kans Partai Golkar untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sangat memungkinkan.

Pasalnya, elektabilitas Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto sampai sekarang belum menjanjikan.

"Sejak meninggalkan kultur konvensi, Golkar cenderung menjagokan nonkader sebagai capresnya. Ini kecuali pada 2009 lalu, yang bulat mengusung JK (Jusuf Kalla)," kata Usni Hasanudin kepada wartawan, Sabtu (22/1/2022).

Usni juga mengatakan, bahwa pada saat pencalonan Jusuf Kalla (JK) lalu bisa kita maklumi karena JK aktif menjadi Wapres dan berpeluang mengalahkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Lebih lanjut, kata Usni, Golkar memang kembali mencoba peruntungan mengusung ketua umumnya pada Pilpres 2014 dengan memajukan Aburizal Bakrie (Ical).

"Sayangnya, justru terjadi perpecahan. Selain karena faktor Jokowi yang berpasangan dengan JK, ini juga dipengaruhi elektabilitas Ical yang rendah sehingga tidak menjual," ucapnya.

Pada 2019, lanjutnya, Golkar kehilangan momentum lantaran Airlangga baru terpilih sebagai Ketua Umum.

Ia menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi pengadaan KTP-el.

"Nah, Golkar sekarang mencoba kembali mengulang pengalaman 2014, yang menjagokan Ketumnya sebagai capres. Tapi, ini berat karena elektabilitas Airlangga masih rendah. Seperti Ical, figur Airlangga juga tidak menjual," ungkapnya.

Usni pun mengingatkan, Golkar terancam kembali disandera konflik internal sehingga dukungannya terpecah pada pilpres apabila bersikukuh memasang Airlangga.

"Ini sangat mungkin terjadi karena shareholder di Golkar majemuk," ucapnya. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved