Berita Empat Lawang

Kisah Alpian Pemuda di Empat Lawang 9 Tahun Hidup dalam Pasungan, Ayah Meninggal Ibu Merantau

Alpian pemuda asal Desa Umo Jati, Lintang Kanan, Empat Lawang selama ini dirawat keluarganya dengan tinggal di rumah khusus dalam keadaan dipasung.

Penulis: Sahri Romadhon | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/SAHRI ROMADHON
Petugas saat mengunjungi kediaman Alpian (ODGJ) di Desa Umo Jati Kecamatan Lintang Kanan, Empat Lawang. Setelah sembilan tahun dalam pasungan, Kamis (20/1/2022), Alpian dibebaskan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, EMPAT LAWANG - Alpian (25) pemuda asal Desa Umo Jati, Kecamatan Lintang Kanan, Empat Lawang akhirnya dibebaskan setelah sembilan tahun lamanya dipasung di sebelah rumahnya.

Adapun alasan Alpian dipasung selama ini karena alami gangguan jiwa, pasung Alpian dilepas oleh Kepala Puskesmas Lesung Batu, Kecamatan Lintang Kanan dengan disaksikan okeh keluarnganya, Rabu (19/0/2022).

"Saat kunjungan ke kediaman Alpian yang tinggal di rumah khusus dekat rumah keluarganya kami lepas pasung pada kakinya sebab sudah alami luka dan langsung diobati, sebelumnya pihak keluarga serta kepala Desa telah setuju untuk dilakukan pembebasan dengan syarat tetap kita kontrol kondisi kesehatannya melalui Bidan Desa," ujar Kepala Puskesmas Lesung Batu, Kecamatan Lintang Kanan, Nurulhuda, Kamis (20/1/2022).

Menurutnya pembebasan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dari pasungan merupakan salah satu program pihanknya dengan tujuan agar orang dengan gangguan jiwa mendapatkan perlakuan yang manusiawi.

"Kami akan tangani sampai sembuh dan dikontrol, yang terpenting adalah pasien mendapat pelayanan sesuai standar," tambahnya.

Ia menambahkan dari pasien ODGJ tersebut akan dilakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Sosial untuk kemudian agar bisa diehabilitasi ke Rumah Sakit Jiwa yang ada di Kota Palembang.

Senada, Kepala Desa Umo Jati, Umaidi mengatakan bahwa Alpian selama ini dirawat oleh keluarganya dengan tinggal di rumah khusus dalam keadaan dipasung.

"Alpian sudah lama alami ganguan jiwa, sekita sembilan tahunan, ia dirawat oleh ayuk kadungnya dengan dibuatkan rumah khusus bersebelahan dengan rumahnya," Katanya.

Ia menceritakan jika Alpian hanya berdua saudara. Ayahnya telah meninggal sebelum Alpian menderita gangguan Jiwa sedangkan Ibunya pergi merantau sudah lama.

"Alpian tinggal dengan saudaranya yang telah bekeluarga, untuk ayahnya telah meninggal sudah lama sebelum, sedangkan ibunya telah lama merantau sekitar 5 hingga 6 tahun lalu ke Kota Palembang," ceritanya.

Lanjutanya, ODGJ tersebut sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa yang ada di Palembang, mengingat kondisi yang membaik Alpian dipulangkan, walaupun sering kondisinya tidak stabil.

"Sebelumnya ia sempat dibawa ke rumah sakit yang ada di Palembang melihat kondisinya membaik ia pulang dua tahun lalu untuk kemudian rawat jalan dan tetap diawasi walaupun kadang sering mengamuk, kalau telat makan ataupun tidak ada rokok makanya dipasung lagi karena memang kondisinya tidak stabil," tuturnya.

Baca juga: Sopir Truk Ngantuk Tabrak Rumah di Tanjung Raja OI Pagi Tadi, Pasutri Terluka

Baca berita lainnya langsung dari google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved