Makam Kuno di Tengkuruk Permai
Dua Nisan Kuno di Tanjung Barangan Diduga Keluarga Ulama,Ada Hubungan Makam Kuno di Tengkuruk Permai
Dua nisan kuno yang ditemukan di Tanjung Barangan pada Rabu malam (19/1/2022) diduga berhubungan dengan makam kuno di Tengkuruk Permai.
Penulis: Erwanto | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dua nisan kuno yang ditemukan di tempat pembuangan di Tanjung Barangan pada Rabu malam (19/1/2022) diduga memiliki hubungan keluarga dengan nisan yang ditemukan di Jalan Tengkuruk Pasar 16 Ilir Palembang.
Hudaidah Yusuf, Dosen Sejarah Universitas Sriwijaya menjelaskan nisan yang bertulis aksara arab tersebut diduga berasal dari pemakaman keluarga ulama yang pernah tinggal di Timur tengah dan meninggal di Palembang.
Dijelaskan, ada tiga nisan bertuliskan nama dan satu nisan bertuliskan tahun meninggal.
Pada zaman dahulu, batu nisan memuat informasi nama yang diletakkan di kepala dan tahun meninggal diletakan di kaki saat dimakamkan.
"Analisis sederhana saya mulai terkuak bahwa temuan nisan adalah makam keluarga ulama, karena ada 3 bernama, 1 tahun meninggal, berarti masih ada 2 lagi yang bernama juga. Jadi nisan 3 orang, yang bernama itu kepala dan tanggal meninggal itu kaki, itu tradisi penguburan zaman dulu seperti itu dan kemungkinan itu ulama yang pernah tinggal di timur tengah dalam waktu lama," jelasnya kepada Tribun Sumsel, Kamis (20/1/2022)
Hudaididah memprediksi keluarga ulama ini menetap di Palembang pada abad 19. Hal inilah menjadi asal usul penyebutan falimbangi di belakang nama seseorang.
"Sekarang tinggal meneliti kadar karbon batu, agar tidak tertukar mana kepala mana kaki. atau dengan cara mencocokkan tipe dan motif nisan akan ketemu mana kepala dan mana kaki," katanya.
Pemakaman Keluarga
Kemas AR Panji Sejarawan Palembang mengatakan, sepanjang kawasan Tengkuruk hingga Jalan Masjid Lama merupakan dataran yang tinggi yang menjadi pemukiman warga Palembang pada masa lampau.
"Kemungkinan itu ungkonan atau pemakaman keluarga. Pemakaman itu Arah melebar ke utara yg sekarang sudah berdiri ruko," jelasnya.
Sebelumnya, Pemerhati Sejarah Kota Palembang, Rd Muhammad Ikhsan mengatakan, dulu banyak terdapat rumah-rumah besar khas Palembang di kawasan tengkuruk. Namun sejak tahun 1970-an, rumah-rumah tersebut berangsur dirobohkan kemudian dialih fungsikan menjadi ruko oleh sang pemilik.
"Di atas tahun 1970-an, sangat mudah ditemukan rumah-rumah limas khas Palembang di sana. Tapi sekarang mayoritas sudah jadi ruko," ujarnya, Jumat (19/10/2019).
Terkait dengan pemberian nama tengkuruk di kawasan ini, rupanya ada cerita menarik di dalamnya.
Ikhsan mengatakan tengkuruk sebenarnya merupakan nama dari aliran anak sungai Musi yang terbentuk karena penimbunan jalan oleh kolonial Belanda sekitar tahun 1927-1928.
Penimbunan dilakukan sebab pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan untuk mulai mengalihkan jalur transportasi.