Berita Kriminal

Ini Kelompok Kerjanya Liburan Keliling Dunia tapi Bisa Bawa Pulang Ratusan Juta, Berakhir di Penjara

Modal keliling dunia, kelompok ini bisa bawa uang ratusan juta setiap kali beraksi. Ya, mereka adalah sindikat copet jaringan internasional.

ist
Modal keliling dunia bisa tajir melintir 

TRIBUNSUMSEL.COM - Modal keliling dunia, kelompok ini bisa bawa uang ratusan juta setiap kali beraksi.

Ya, mereka adalah sindikat copet jaringan internasional.

Mereka sudah beraksi puluhan kali di sejumlah negara dan bisa membawa pulang uang ratusan juta dari tiap aksinya itu.

Namun kelicinan pencopet jaringan internasional itu kena batunya ketika mereka beraksi di negara sendiri.

Mereka tertangkap ketika beraksi di gelaran World Superbike Championship (WorldSBK) di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada November 2021 lalu.

Tertangkapnya komplotan copet di Sirkuit Mandalika membuka tabir bahwa mereka bukanlah pencopet biasa.

Sudah banyak negara yang menjadi lokasi aksi dari pencopet jaringan internasional ini.

Bahkan dari mereka ada yang merupakan satu keluarga terdiri dari suami istri, anak dan tetangga mereka.

Sedangkan pria yang diduga otak dari komplotan copet internasional itu, AR menceritakan soal sepak terjangnya.

Dilansir dari Youtube Aiman, AR menjelaskan bagaimana modus yang digunakannya saat mencopet.

AR selama ini memang selalu beraksi di luar negeri.

Belasan tahun menjalani pekerjaan terlarang itu, AR selalu aman terkendali.

Dia memang tak mau beraksi di Jakarta yang merupakan tempat tinggalnya.

"Saya asli Pandeglang, kerja di Jakarta jadi ojol.

Saya memang enggak nyopet di Jakarta karna keluarga saya di sana, malu kalau ketahuan," kata AR dilansir dari Youtube Aiman Kompas TV, Minggu (16/1/2022).

Kepada Aiman, AR menuturkan bahwa dia selalu beraksi di sejumlah ajang internasional di berbagai negara.

Mayoritas event yang mereka 'kacaukan' yakni ajang balapan, entah MotoGP maupun jenis balapan lain yang berksla internasional.

Selain itu, mereka juga pernah beraksi di sejumlah pusat perbelanjaan di luar negeri.

AR mengaku pernah beraksi di Singapura, Sepang Malaysia, Hong Kong hingga di Makau.

Tak tanggung-tanggung, kawanan copet jaringan internasional ini sampai pernah membawa pulang uang senilai Rp 200 juta dalam sekali beraksi.

"Paling tinggi dapat 200 juta, itu satu event di Makau.

Kalau di Sepang (maksimal dapat) 100 juta," tutur AR.

Kepada keluarganya, AR mengaku ada pekerjaan mengantar para Tenaga Kerja Wanita (TKW) tiapnya dia izin mau ke luar negeri.

"Ini sudah dari tahun 2006," kata dia.

AR sejatinya pernah ditangkap oleh polisi Malaysia.

Namun dia tak ditahan karena polisi tak memiliki cukup bukti.

Dalam beraksi dia selalu melibatkan rekannya.

"Selalu lebih dari tiga orang," ujar AR.

Mereka kemudian saling berbagi tugas.

Tugas yang utama yakni mengganggu konsentrasi korban dengan cara menghalangi jalan.

Pelaku yang bertugas menghalangi jalan itu harus memancing emosi korban hingga korban marah sehingga tak konsentrasi terhadap barang yang dibawanya.

Di saat itulah, sang eksekutor itu bertugas mengambil barang korban, entah ponsel maupun dompet.

"Kalau hape dijual di online," kata AR.

Saking seringnya beraksi di luar negeri, AR dan komplotannya mengaku sudah mengenali para jaringan copet di berbagai negara.

"Katanya kenal dengan grup copet internasional?," tanya Aiman kepada AR.

Sambil mengangguk, AR menuturkan apa yang dilakukannya ketika bertemu para copet di berbagai negara.

"Saya tahu mukanya. Ya paling kalau ketemu kasih kode ke mereka supaya ga rebutan," tutur AR.

Kini, sepak terjang AR dan komplotannya sebagai copet jaringan internasional terbongkar usai dia tertangkap saat beraksi di Sirkuit Mandalika.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved