Gempa di Banten
Ahli Beberkan Isu Gempa Banten Bisa Jadi Alarm Potensi Gempa Besar di Indonesia
Ahli kegempaan sekaligus Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano turut menanggapi soal gempa
Dalam Buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 juga dijelaskan, meski masih belum ada sejarah terjadinya tsunami besar di zona subduksi Jawa.
Kejadian gempa besar pada tahun 1994 dan 2006 bisa menunjukkan bahwa zona subduksi Jawa tidak sepenuhnya aseismik dan masih menyimpan potensi kegempaan.
Hal ini dikarenakan adanya periode seismisitas yang lama bisa jadi mengindikasi adanya locked patches yang terisolasi di daerah batas lempeng.
Locked patches yang terisolasi ini ketika akhirnya lepas akan menghasilkan gempa bermagnitudo besar.
Keberadaan locked patches ini bisa jadi disebabkan adanya subduksi seamount.
Diketahui gempa subduksi Jawa tahun 1994 dan 2006 ini terjadi di daerah yang sempit (beberapa puluh kilometer dari palung).
Sehingga besar kemungkinan bahwa gempa tersebut terjadi karena adanya isolated locked-zone di batas subduksi Jawa.
Besar kemungkinan pula potensi kegempaan zona subduksi Jawa akan mengikuti pola ini.
Yakni gempa yang akan datang kemungkinan terjadi di daerah yang terdapat adanya seismic gap (zona dengan seismisitas rendah) di sepanjang zona seismik yang sempit.
Irwan menurutkan yang perlu dikhawatirkan dalam Gempa Banten ini adalah potensi gempa selanjutnya.
Pasalnya gempa di Banten ini adalah bukti bahwa di daerah selatan Banten ada wilayah aktif yang bisa menghasilkan gempa lebih besar.
Meski demikian, saat ini masih belum bisa diketahui secara pasti kapan gempa utama akan terjadi.
Namun hal tersebut bisa menjadi pengingat atau alarm bagi semua pihak agar bisa meningkatkan kesiagsiagaan dalam menghadapi gempa.
“Gempa kali ini harus menjadi alarm, sebagai pengingat kita, bahwa gempa tidak terlalu besar pun yang rusak banyak. Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri lebih baik dengan melakukan langkah mitigasi gempa,” ungkap Irwan.
Tak hanya itu, Irwan juga meminta agar pemerintah bisa mengutamakan pengurangan risiko bencana dalam pembanggunan.