Berita OKI

Sudah Sepekan Ponpes Sabilillah Kayuagung Banjir Luapan Sungai Komering, Tinggi Air Capai 1 Meter

Hujan deras yang terus melanda kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam sepekan terakhir menyebabkan Pondok Pesantren Pesantren Sabilillah banjir.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO DAVINCHI
Santri Ponpes Sabilillah Kayuagung menyeberang pakai jembatan kayu karena seluruh bagian dari halaman pondok pesantren yang berada di Kelurahan Kedaton Kecamatan Kayuagung banjir, Kamis (13/1/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Hujan deras yang terus melanda kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam sepekan terakhir menyebabkan Pondok Pesantren Pesantren Sabilillah terendam banjir.

Banjir yang sudah berlangsung selama seminggu ini merendam sebagian besar wilayah dari mulai sekitar gerbang ponpes hingga ke hampir menggenangi seluruh halaman gedung-gedung yang ada dengan ketinggian air hampir mencapai sekitar satu meter.

Luapan air sendiri berasal dari Sungai Komering yang berada tepat di samping ponpes Sabilillah.

Pantauan Tribunsumsel.com, Kamis (13/1/2022) seluruh bagian dari halaman pondok pesantren yang berada di Kelurahan Kedaton Kecamatan Kayuagung ini menampung 250 santri dan santriwati terendam banjir.

Dikatakan salah satu tenaga pengajar di ponpes tersebut, Ustadz Ujang menceritakan awal mula air masuk ke lingkungan pondok pesantren sudah sekitar satu minggu lamanya.

"Sudah selama satu minggu terakhir, air Sungai Komering yang ada di samping ponpes meluap hingga masuk ke halaman tapi kala itu ketinggian air yang membanjiri ponpes masih rendah," ujarnya kepada Tribunsumsel.com.

Dilanjutkan, saat ini ketinggian air telah mencapai 60 centimeter dikarenakan hujan lebat yang terus melanda wilayah Kayuagung.

"Sebagai mana kita tau curah hujan ini sangat tinggi. Apalagi dua hari yang lalu ada hujan yang sangat deras dimulai dari pukul 04.00 dini hari sampai siang, hingga akhirnya banjir semakin tinggi dan kondisi pondok kita jadi seperti ini," terangnya.

Saat ditanya mengenai kegiatan belajar mengajar selama banjir, Ujang mengaku para pengajar tetap bekerja dan kegiatan tetap aktif.

"Masalahnya santri ini baru masuk (mulai semester baru) sehingga aktivitas belajar tetap dilaksanakan, tidak boleh pulang ke rumah walaupun kondisi seperti ini,"

"Kami di sini mengantisipasi bagaimana caranya supaya aktivitas belajar tetap aktif, gotong royong membuat jembatan dari kayu sebagai media menginjakkan kaki supaya tidak terkena air kotor," jelasnya.

Ujang mengatakan jika saat pembangunan, gedung-gedung sudah dirancang sedikit lebih tinggi, sehingga untuk sementara waktu ketinggian banjir masih berada di bawah batas lantai gedung.

Namun tetap saja, jika hujan deras kembali mengguyur hingga tak terbendung maka air akan masuk ke ruangan.

"Untuk sekarang Alhamdulillah belum terendam air ruangannya, paling utama itu masjid dan ruangan kegiatan belajar mengajar,"

"Saya ingat 3 tahun lalu banjirnya lebih parah sampai masuk ke masjid dan ruang belajar mengajar terendam banjir," ungkapnya merupakan banjir tahunan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved