H Husni Mertua Gubernur Sumsel Meninggal

Kenangan Herman Deru Terhadap H Husni Semasa Hidup, Berjuang Untuk Menjadi Walikota Palembang

Kenangan Herman Deru Terhadap H Husni Semasa Hidup, Berjuang Untuk Menjadi Walikota Palembang

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Arief Basuki Rohekan
Keluarga besar Gubernur Sumsel, Herman Deru menggelar takziah meninggalnya sang ayah mertua H Husni di kediaman pribadi Jl Srigunting No. 6 Kompleks PCK Kelurahan 9 Ilir  Kecamatan IT 2 Palembang, Selasa (11/1/2022).  

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Keluarga besar Gubernur Sumsel, Herman Deru menggelar takziah meninggalnya sang ayah mertua H Husni di kediaman pribadi Jl Srigunting No. 6 Kompleks PCK Kelurahan 9 Ilir  Kecamatan IT 2 Palembang, Selasa (11/1/2022). 

Ratusan kerabat almarhum, tetangga, maupun pejabat stakeholder provinsi Sumsel ikut menghadiri takziah malam pertama tersebut. 

Sebelum membacakan surat yasin, ceramah (takziah) dan doa untuk mendoakan mendiang Walikota Palembang dua periode tersebut.

Herman Deru yang mewakili keluarga tampak tak bisa menyembunyikan kesedihan akan berpulang selama-lamanya sang ayah mertua.

Herman Deru mengaku bangga dengan sosok ayah mertuanya tersebut, yang selama ini hidupnya sederhana.

Selain itu, sosok agamis namun tidak fanatik. 

"Kalau soal gaul juga gaul, dan ikhlas dalam menerima," katanya.

Ia pun sempat belajar dari almarhum baik dalam memimpin maupun saat dalam suatu kompetisi atau saat dirinya terpuruk untuk diajarkan bersabar. 

Terlebih saat dirinya nyalon bupati pada 2020 lalu melalui pemilihan DPRD, dimana untuk menang harus memperoleh suaya minimal 50+1 atau 23 suara dari total 45.

Namun dalam hitungan akhir, dirinya hanya berada diurutan kedua dengan perolehan 12 suara atau selisih 1 suara dengan peraih suara tertinggi. 

"Saat suara terakhir, satu suara itu sebenarnya ke aku tapi tiba- tiba kartu itu rusak saat dihitung, dan aku menunggu putaran kedua namun dak mulai- mulai ternyata ketua DPRDnya kabur. Jadi saat itu saya emosi betul dengan kunci pintu, dan pak Husni saat itu datang menemui saya dan sempat ngomong ngapo kau cak sedih berlebihan itu, jangan emosi berlebihan kau masih muda massa kau masih panjang. Kalau saatnya, milik kau jadi bupati dan itu akhirnya terwujud pada tahun 2005 aku terpilih dengan kesabaran luar biasa. Artinya, kalau aku emosi dan putus asa saat itu, pasti jadi preman, " kenangnya. 

Hal kedua kenangan yang diingatnya, yaitu saat massa transisi reformasi tahun 1998, dimana jabatan periode pertama ayah mertuanya sebagai Wali kota Palembang itu sering didemo terus.

Baca juga: Takziah Mantan Wako Palembang, Gubernur Herman Deru: Bangga Punya Ayah H Husni

Baca juga: Makam H Husni Berdampingan dengan Sang Cucu Percha Leanpuri, Ini Kesan Herman Deru pada Sosok Mertua

Ia pun ingat saat sedang ngaji subuh di rumah, mertuanya menemuinya dan curhat akan kegelisahan untuk maju kembali pada pemilihan periode kedua. 

"Aku tanya kenapa, kami sehat- sehat galo, dan papa bilang tidak mau nyalon lagi untuk periode kedua, dan aku tanya kenapa? Alasannya karena financial dan saya itu juga ada adik gubernur yang ikut maju, jadi beliau takut konflik dan papa lupa kalau ini era reformasi, bukan tekanan Gubernur lagi memilih Walikota, ' capnya. 

Dalam kesempatan itu, Herman Deru mengaku memberikan semangat dan siap berjuang nantinya, untuk membantu sangat mertua. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved