Final Piala AFF 2020
Dibalik Kisah Pratama Arhan Jadi Pemain Muda Terbaik di Piala AFF 2020, Bermodal Sepatu Rp 25 Ribu
Meski tak menjadi juara, nyatanya sejumlah penghargaan berhasil diraih oleh Timnas Indonesia dan para pemainnya.
TRIBUNSUMSEL.COM - Timnas Indonesia baru saja menjalani ajang Piala AFF 2020.
Meski tak menjadi juara, nyatanya sejumlah penghargaan berhasil diraih oleh Timnas Indonesia dan para pemainnya.
Salah satu yang menarik perhatian tentu saja Pratama Arhan.
Pemain timnas Indonesia asal Blora, Pratama Arhan Alif Rifai dinobatkan sebagai pemain muda terbaik piala AFF 2020.
Di balik kesuksesan bek timnas Indonesia ini ternyata ada kisah perjuangan orang tua di belakang.
Dilansir dari TribunJateng, Surati Inawati Ragil, ibu kandung Arhan menceritakan kisah saat membelikan sepatu anak keduanya itu seharga 25 ribu.
"Ibu kan orang yang gak punya, jadi punya uang 25 ribu itu untuk beli sepatu. Dipake sekali udah jebol," ungkap Surati saat ditemui tribunjateng di rumahnya, Dukuh Kedungnongo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Senin (20/12/2021).
Saat ditanya soal keberadaan sepatu tersebut, Surati mengatakan sudah lupa dengan keberadaannya karena sudah lama.
"Sepatunya entah dimana," ujarnya sambil tertawa.
Surati mengatakan, kisah Arhan mencintai dunia sepak bola dari kecil.
"Dia dulu sering ikut turnamen2 itu hlo mas, bojoneoro, cepu. kalau ada turnamen dia ikut," terangnya.
Ibu dua anak ini juga menceritakan Arho sapaan akrab masa kecilnya bergabung di timnas Indonesia.
"Gabung timnas dari lulus SMA, seleksi PSIS, langsung dipanggil timnas itu," ujarnya.
Istri dari Sutrisno ini juga mengungkapkan, Arho selalu memberi kabar setiap hari dan selalu meminta doa restu kepada orang tua jika hendak bertanding.
"Dia tiap hari VC, tiap hari ngabari ibuk. Apalagi hari ini sampai berulang-ulang," ucap dia.
Sebagai orang tua, Surati merasa bangga dengan orestaai yang dicapai putra sulungnya yang merupakan didikan Shin Tae-yong pelatih timnas Indonesia.
"Bangga dan bersyukur, Melihat anaknya berprestasi seperti itu, semoga kedepannya bisa baik lagi dan lebih baik lagi," pungkasnya.
Baca juga: PSSI Sebut Shin Tae-yong Sudah Mempunyai Kerangka Pemain Untuk Tampil di Piala AFF U-23 2022
Baca juga: PSSI Ungkap Kemungkinan Egy Maulana Vikri dan Elkan Baggott Tampil di Piala AFF U-23 2022
Pratama Arhan Sempat Relakan Cita-citanya Jadi Tentara
Pemain berposisi bek kiri di timnas tersebut menjadi andalan pelatih Shin Tae-yong dalam dua laga yang telah dijalaninya.
Lantas, seperti apa kisah masa kecil seorang Pratama Arhan? Berikut ceritanya.
Dilansir dari Kompas.com, Arho sapaan Pratama Arhan Alif Rifai lahir di Blora, 21 Desember 2001, putra dari pasangan Sutrisno dan Surati.
Sang ibu menceritakan, Arho sedari kecil memang sudah menyukai hobi sepakbola.
"Masa kecilnya Pratama Arhan ya seperti anak-anak yang lain, cuman dia suka bola semenjak dia ikut nganter-nganter kakaknya, terus ikut main bola di depan rumah tetangga yang halamannya luas pakai bola plastik," ucap Surati usai menonton pertandingan Timnas Indonesia vs Vietnam.
Sejak memutuskan untuk menggeluti olahraga sepak bola, Arho selalu tampil secara totalitas untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang pesepakbola profesional.
"Anaknya itu aktif, hujan terik itu tetap berangkat, enggak pernah libur," kata Surati.
Padahal, jarak rumah untuk mengikuti SSB (Sekolah Sepak Bola) Putra Mustika sekitar 17 kilometer dari pusat kota Blora. Tapi itu semua tak menghalangi tekad seorang Arho menjadi pesepakbola profesional.
Tamat SD di Blora, Pratama Arhan kemudian pergi ke Semarang dengan bergabung ke Terang Bangsa, hingga lulus SMA.
"Sebagai orangtua kami mendukung keinginan anaknya ya, mendoakan supaya Arho menjadi anak yang baik, sukses dan Alhamdulillah sampai sekarang," ujar Surati.
Arhan yang bergabung di PSIS Semarang tersebut, kini telah menjadi pemain bintang di usianya yang belum genap 20 tahun.
Sebagai orang tua, Surati saat ini hanya bisa melihat anaknya di TV saat berlaga mengharumkan bangsa.
Sebab, selama setahun biasanya Arhan pulang kampung sebanyak tiga kali.
"Ya kalau enggak ada liburannya ya nggak bisa pulang, setahun mungkin dua atau tiga kali pulang," kata dia.
Cita-cita jadi Tentara
Siapa sangka, di balik kepiawaiannya bermain sepakbola, Arhan pernah punya cita-cita yang jauh dari dunia si kulit bundar.
Pemain PSIS Semarang itu mengaku sempat ingin menjadi tentara ketika masih kecil.
"Dulu saya waktu kecil itu pernah cita-cita jadi tentara," ucap Arhan dilansir Bolasport.com dari Youtube PSIS Semarang.
Namun, cita-cita itu pada akhirnya berubah setelah Arhan sering ikut sang kakak bermain bola.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kisah Pratama Arhan, Bermodal Sepatu Rp 25 Ribu Sekali Pakai Jebol, Kini Jadi Pemain Muda Terbaik.