Berita Kriminal
HW Diduga Cuci Otak Belasan Santriwati dan Istri, Disebut Kejahatan Luar Biasa, Fakta Terungkap
Fakta baru sosok Herry Wirawan (36) oknum guru yang rudapaksa belasan santriwati hingga hamil dan melahirkan di Bandung, Jawa Barat.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman
TRIBUNSUMSEL.COM, BANDUNG - Fakta baru sosok Herry Wirawan (36) oknum guru yang rudapaksa belasan santriwati hingga hamil dan melahirkan di Bandung, Jawa Barat.
Dalam menjalankan aksi bejatnya, Herry diduga melakukan pencucian otak terhadap korbannya.
Tak hanya korbannya, sang istri pula diduga jadi korban pencucian otak Herry.
Fakta itu terungkap dalam sidang ke-11 kasus rudapaksa Herry Wirawan di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kamis (30/12/2021).
Agenda sidang kemarin masih pemeriksaan saksi-saksi, antara lain istri Herry Wirawan.
"Jadi, kalau teman-teman bertanya kenapa ini baru terungkap sekarang, kenapa istrinya tidak mau melapor. Di dalam istilah psikologi ada dampak-dampak dirusak fungsi otak sehingga orang tidak bisa membedakan mana itu benar dan salah," ujar Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Barat, Asep N Mulyana, seusai sidang.
Selama Herry melakulan aksi bejatnya, korban dan istrinya dibuat tidak berdaya.
Akibatnya, mereka tidak dapat melaporkan kelakuan Herry kepada siapa pun.
"Boro-boro melapor, istrinya pun tidak berdaya."
Baca juga: HW Rudapaksa Sepupu saat Istri Hamil Besar, Minta Diam saat Ulahnya Dicurigai : Itu Urusan Saya
"Jadi, dia disuruh, ibu tinggal di sini, bahkan mohon maaf, ketika istri pelaku mendapati suaminya kemudian pada saat malam tidur malam naik ke atas dan mendapati pelaku melakukan perbuatan tidak senonoh pada korban, dia (istrinya) tidak bisa apa-apa," katanya.
Herry, kata Asep, melakukan rudapaksa terhadap 13 siswanya itu dengan terencana.
"Iya, sesuai keterangan ahli by design (direncanakan)."
"Jadi, bukan perbuatan insidentil perbuatan semata-mata serta-merta orang itu melakukan," ucapnya.
Salah satu cara Herry mencuci otak korban, kata dia, adalah menjanjikan sejumlah fasilitas dan kemudahan dalam menjalani semua kegiatan.
"Itu tadi cuci otak dalam arti psikologi dia memberikan iming-iming, memberikan kesenangan, kemudahan fasilitas yang katakan dia tidak dapatkan sebelumnya diberikan itu sehingga pelan-pelan pelaku memengaruhi korban."