Berita Palembang
Pemilu 2024, Radikalisme dan Isu Ideologi Masih Mewarnai Dunia Politik
Ketua DPW PKB Sumsel Ramlan Holdan menilai radikalisme, isu ideologi masih mewarnai dunia politik juga Pemilu 2024 ke depan.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Wajah dan arah demokrasi Indonesia pada Pemilu 2024 nanti mulai terlihat jelas. Namun saat ini sinyal-sinyal atau tanda-tanda perwujudan wajah dan arah demokrasi Indonesia sudah mulai telihat, khususnya para milenial yang harus juga melek radikalisme,
Ketua DPW PKB Sumsel Ramlan Holdan menilai radikalisme, isu ideologi masih mewarnai dunia politik juga Pemilu 2024 ke depan.
"Persoalannya- persoalan idiologi, ke depan isu ini menjadi center ke depan," katanya di sela-sela Diskusi Milenial dengan tema Milenial Melek Radikalisme di OKI Bendo Cafee, Palembang.
Hadir sebagai narasumber Dosen Ilmu Politik Internasional Fisip Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Zulfikri Suleman , Ketua DPW PKB Sumsel Ramlan Holdan, Kabid Pemuda dan Pendidikan FKPT Sumsel Isabella SIp Msi.
Untuk itu menurut Ramlan, perlu diberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai radikalisme ini, betapa radikalisme ini akan menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Pemahaman terhadap radikalisme itu sangat penting sekali, jangan sampai terjadi kelompok radikal semakin besar karena akan meruntuhkan nilai-nilai kebangsaan kita termasuk nilai-nilai demokrasi kita hancur oleh raddikalisme ini," ujarnya.
Dia melihat konsep deradikalisasi ini sudah jalan dari BNPT tapi tidak cukup oleh BNPT , karena kelompok radikal ini menurutnya lebih canggih lagi untuk melakukan radikalisasi ini, karena tujuan mereka belum tercapai.
"Dan tujuan itu intinya adalah politik, mereka harus kuasai dulu pemimpin negara itu dan misi mereka bisa berjalan secara bertahap,” tandasnya.
Untuk mencegah itu, dia melihat setiap partai politik berasaskan Pancasila dan personalnya kalau d PKB harus memahami wawasan kebangsaan.
Sementara, Dosen Ilmu Politik Internasional Fisip Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Zulfikri Suleman menilai perlu terus dilakukan penekanan dan mengantisipasi peningkatan potensi radikalisme di Indonesia .
Sedangkan Kabid Pemuda dan Pendidikan FKPT Sumsel Isabella SIp MSi mengatakan berupaya melakukan berbagai program yang dapat mencegah masyarakat berpikir melakukan sesuatu yang bersifat teror atau ancaman yang menimbulkan rasa takut serta gangguan kamtibmas.
Sedangkan untuk melakukan program tersebut, selain menjalankan kegiatan yang telah disusun tim BNPT dan FKPT, pihaknya melakukan koordinasi atau bersinergi dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan lembaga atau institusi lainnya.
Dia menjelaskan, penangkalan radikalisme dan terorisme membutuhkan dukungan dari semua pihak, untuk itu perlu dilakukan koordinasi peningkatan sinergi.
Dengan sinergi itu, diharapkan dapat dilakukan pendekatan kepada masyarakat secara bersama-sama, agar mereka tidak terpengaruh dan mengembangkan paham tersebut.
Baca juga: Wabup OKU Timur Lantik 29 Pejabat Eselon IV hingga Eselon II, Faisal Jabat Kepala Kesbangpol
Baca berita lainnya langsung dari google news.