Berita Palembang

Mandiri Pangan Tak Kenal Usia, Lesty: Bercocok Tanam Membuat Senang

Suasana asri dan sejuk begitu terasa saat menginjakkan kaki di kediaman Lesty Nurainy yang ada di Jalan Swadaya Murni, Sako, Palembang.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Dokumen
Lesty Nurainy saat di pekarangan rumahnya memanen hasil tanamannya 

Dengan mengubah mindset dari membeli ke menghasilkan atau dari konsumen ke produsen.

"Pola pikir harus kita ubah, yang tadinya hanya berpikir untuk membeli jadi menghasilkan atau jadi produktif," kata Deru 

Gubernur Sumsel Herman Deru saat panen raya di OKU Timur.Ia meraih penghargaan dari Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (KOPITU), Kamis (4/11/2021).
Gubernur Sumsel Herman Deru saat panen raya di OKU Timur.Ia meraih penghargaan dari Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (KOPITU), Kamis (4/11/2021). (Humas Pemprov Sumsel)

Menurut Deru, jika tidak diajak maka tak akan terpikirkan bahwa kebutuhan sehari-hari itu bisa dihasilkan sendiri. Misal mau makan gorengan, mie dan lain-lain pakai cabai. Nah cabainya kan bisa ditanam sendiri. Lalu sabun untuk cuci piring, itu juga bisa dibuat sendiri. 

"Sumsel Mandiri Pangan ini bukan hanya sekedar menanam cabai, itu hanya bagian tahapan perubahan. Yang terpenting itu mindset dari pembeli jadi penghasil atau dari konsumtif ke produktif, itu esensialnya," pesannya.

Deru juga menyampaikan, perubahan mindset ini tentunya akan lambat untuk itu perlu digaungkan secara masif melalui insan pers baik media cetak, online, televisi, radio dan lain-lain supaya tersampaikan ke masyarakat.

"Sumsel ini kaya sekali, Sumberdaya alam dan Sumber daya mineral nya. Namun angka kemiskinannya 12 persenan, untuk itu perlu mengubah mindset. Memang kita harus bekerja ekstrim untuk bisa merubah mindset masyarakat," katanya.

Sementara itu Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Pemprov Sumsel Retna Ekowati Retnaningsih  mengatakan intinya hanya satu merubah mindset dari membeli menjadi memproduksi.

"Untuk tahap pertama ini mindset kita arahkan ke pemenuhan pangan keluarga. Kenapa keluarga, karena ini menjawab kekhawatiran Gubernur tentang angka kemiskinan di Sumsel yang masih tinggi yaitu diatas 12 persen," kata Eko

Menurutnya, angka kemiskinan itu dilihat dari berapa kebutuhan konsumsinya baik pangan maupun non pangan. Artinya kalau sebagian kebutuhan bisa dipenuhi dengan memproduksi sendiri, ini akan membantu sekali.

"Untuk Mandiri Pangan yang khusus keluarga miskin akan diberikan bantuan paket seperti bibit ikan, ayam petelur, bibit buah-buahan dan lain-lain. Tujuannya agar keluarga miskin ini bisa memenuhi kebutuhan konsumsinya, bahkan jadi produsen," katanya.

Eko menyebutkan gerakan Sumsel Mandiri Pangan di tahun 2021 ini ada sebanyak 240 desa, karena gerakan ini baru akhir tahun ini dilaksanakan. Tapi tentunya semakin tahun akan semakin meningkat secara berkelanjutan.

"Pada tahun 2022 target kita  sebanyak 50 persen dari jumlah desa di kecematan yang ada di Sumsel. Lalu di tahun 2023 target kita 70 persen dan di 2024 sebesar 90 persen. Kemudian di 2025 diharapkan sudah mencapai 100 persen," katanya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved