Berita Muratara

Datangi DPRD Muratara, Warga Minta Tambang Emas Ilegal Penyebab Sungai Keruh Ditertibkan

Warga Menggelar aksi damai di depan kantor DPRD Muratara terkait keruhnya Sungai Rupit dan Sungai Rawas diduga akibat aktivitas tambang emas

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/RAHMAT
Sejumlah warga menggelar aksi damai di depan kantor DPRD Kabupaten Musi Rawas Utara, Senin (29/11/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Sejumlah warga menggelar aksi damai di depan kantor DPRD Kabupaten Musi Rawas Utara, Senin (29/11/2021).

Mereka ingin menyampaikan aspirasi terkait masih keruhnya Sungai Rupit dan Sungai Rawas diduga akibat aktivitas tambang emas ilegal di hulu sungai. 

Warga ini berasal dari desa/kelurahan yang terdampak oleh keruhnya air sungai. 

Ada 4 kecamatan dan 48 desa/kelurahan yang dialiri sungai keruh tersebut. 

"Masyarakat kita mayoritas tinggal di tepi sungai, bergantung pada air sungai, kalau sungainya keruh, bagaimana kita mau manfaatkannya," kata warga, Edi saat menyampaikan orasi.

Warga lainnya, Frengki menegaskan tujuan mereka aksi damai mewakili masyarakat yang terdampak sungai keruh dan menuntut agar air sungai jernih kembali.

"Kami sudah muak bertahun-tahun dipaksa minum mandi air keruh. Aksi kami ini murni dari keluhan masyarakat demi hajat orang banyak," katanya.

Warga menuding, air sungai Rupit dan Rawas di Muratara keruh lantaran aksi penambangan emas liar di hulu sungai.

Warga meminta DPRD, pemerintah daerah dan kepolisian mengusut tuntas permasalahan ini agar masyarakat bisa memanfaatkan air sungai kembali.

"Kami minta sungai kami jernih lagi, kami tidak mau tau bagaimana prosesnya, kurang anggaran segala macam itu urusan eksekutif dan legislatif, yang masyarakat tahu sungai harus jernih," tegas Frengki.

Kapolres Musi Rawas Utara, AKBP Eko Sumaryanto menyampaikan kepolisian sudah melakukan penindakan dengan menertibkan lokasi tambang ilegal tersebut. 

Bahkan polisi sudah berhasil menangkap seorang tersangka yang tertangkap tangan sedang menambang serta mengejar pemodalnya hingga ke Pati, Jawa Tengah.

"Kami sudah melakukan penggerebekan beberapa kali, terakhir kami gerebek dapat satu orang. Kami gas terus lakukan penindakan," tegasnya. 

Eko menambahkan dalam melakukan penindakan polisi menemukan sejumlah kendala dan masalah.

Seperti akses yang mesti melalui jalur sungai, penggerebekan yang sering bocor, bahkan sempat dihalangi menggunakan batang pohon.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved