Berita Nasional

Jawaban Luhut Kenapa Banyak Kuli China di Proyek Smelter : Sulit Temukan Pekerja Indonesia Terampil

Kuli China banyak menggarap proyek di Indonesia. Pemilihan buruh kasar asal China akhirnya dijawab Menko Luhut.

BPMI Setpres
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kuli China banyak menggarap proyek di Indonesia.

Pemilihan buruh kasar asal China akhirnya dijawab Menko Luhut.

Banyaknya tenaga kerja asing (TKA) di proyek tambang dan smelter seolah sudah jadi rahasia umum.

Jumlah TKA di Indonesia memang mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama yang berasal dari China (TKA China).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut banyaknya TKA yang bekerja di tambang dan proyek smelter karena negara ini masih kekurangan sumber daya manusia terampil. 

Luhut bilang, banyak kebutuhan tambang dan smelter yang kekurangan SDM terampil, sehingga terpaksa harus mendatangkan dari luar.

"Sekarang kita tidak mau hanya ekspor raw material, kita mau itu jadi satu kesatuan. Ini kesalahan kita berpuluh-puluh tahun, kita perbaiki. Memang ada kritik awalnya, kenapa enggak pakai tenaga Indonesia? Memang enggak ada," kata Luhut seperti dikutip pada Kamis (18/11/2021). 

Ia mencontohkan, beberapa perusahaan sulit menemukan SDM Indonesia yang kompeten di proyek smelter Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera Tengah.

Kawasan industri di Indonesia Timur ini dibangun secara keroyokan oleh perusahaan patungan dari tiga investor China, yaitu Tsingshan, Huayou, dan Zhenshi.

"Banyak yang mengeluh kenapa enggak orang Indonesia semua? Ya memang enggak ada, karena kita berpuluh-puluh tahun tidak pernah memperhatikan bangunan poltek yang berkualitas di daerah ini," pungkas Luhut.

Luhut menyampaikan, minimnya SDM sesuai kualifikasi membuat control room (ruang kontrol pabrik) di kawasan industri Weda Bay diisi oleh lulusan yang tidak sesuai bidangnya.

Pekerja itu harus dilatih ulang karena memiliki latar belakang beragam, mulai dari sejarah, hukum, hingga perawat. 

Luhut lantas mengungkapkan, mencari SDM yang sesuai kualifikasi tidak semudah kritik yang berseliweran di luar.

Artikel ini telah tayang di Kompas

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved