Berita Nasional

Kisah Pria 9 Tahun Tidur dengan Buaya, Sudah Dianggap Adik Sendiri, Menangis saat Predator Disita

Bagus menangis saat buayanya disita oleh petugas. Buaya tersebut sudah dianggap seperti adik sendiri

Editor: Weni Wahyuny
Warta Kota/ Miftahul Munir
Bagus, remaja yang memelihara sepasang buaya di rumahnya selama 9 tahun sebelum akhirnya buaya disita BKSDA Jakarta 

Selama tidur dengan buaya dalam satu kamar, kaki Bagus pernah digigit sebanyak dua kali.

Sementara buaya betina yang berada di lantai bawah sering berada di ruang tamu dan bermain di atas sofa bersama sang ibu.

Bagus memberi makan buaya tersebut berupa kepala ayam seberat dua kilogram dan makanan itu diberikan seminggu sekali.

Selain kepala ayam, buaya itu sering berburu tikus di dalam kamarnya, sehingga tidak sampai merasakan kelaparan.

"Enggak pernah dikeluarin, di kamar saya aja tidur bareng sebelah saya, kalau yang cewe di kamar mandi bawah kadang keluar kamar mandi naik ke atas sofa," terang dia.

Namun, kata Bagus, peristiwa buaya jantannya lepas itu bukan karena disengaja pada Kamis (21/10/2021) kemarin.

Pada saat itu, ia sedang tidur dan buayanya seperti biasa memburu tikus dan tiba-tiba jatuh ke bawah rumah.

Warga sekitar langsung berteriak ada buaya dan membuat gempar satu lingkungan rumahnya.

Sementara sang buaya hanya berdiam diri tidak bergerak mengejar warga sekitar.

Dia terbangun dari tidurnya usai mendengar suara kegaduhan di bawah rumah dan mendengar suara teriakan buaya.

Dua ekor buaya sepanjang dua meter dievakuasi di Jalan Utan Panjang III RT 03 RW 05, Kelurahan Utan Panjang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Kamis (21/10/2021).
Dua ekor buaya sepanjang dua meter dievakuasi di Jalan Utan Panjang III RT 03 RW 05, Kelurahan Utan Panjang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Kamis (21/10/2021). ((Dok. Kelurahan Utan Panjang))

Akhirnya, oleh warga sekitar buaya itu dievakuasi dengan alat seadanya agar tidak ada warga yang digigit.

"Terus sama BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam-Red) diambil itu buayanya, saya, mama dan kaka sampai nangis, sama mama dipeluk dan diciumin," tegasnya.

Perpisahan dengan buayanya begitu berat dialami Bagus dan keluarga karena kedua hewan buas itu seperti manusia bagi mereka.

Air mata Bagus bercucuran karena merasa patah hati seperti orang berpisah dengan adik kandungnya.

Tapi Bagus dan keluarga justru diberikan pengertian bahwa hewan buas itu berada di tempat yang aman.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved