Feature Ubahlaku
Cerita Nakes Vaksinasi ODGJ, Harus Banyak Trik Agar Mau Divaksin
ORANG dengan gangguan jiwa (ODGJ) seutuhnya memiliki hak yang sama dengan setiap warga negara lainnya, termasuk ikut vaksinasi Covid-19.
ORANG dengan gangguan jiwa (ODGJ) seutuhnya memiliki hak yang sama dengan setiap warga negara lainnya, termasuk ikut vaksinasi Covid-19.
Memberi vaksin ODGJ tak semudah melayani vaksinasi orang-orang pada umumnya.
Hal itulah yang dirasakan Tri Santo, saat menceritakan upaya memberi vaksinasi kepada ODGJ dan disabilitas.
"Penuh tantangan, bagaimana kita membujuk bagaimana peserta mau divaksin," ungkapnya.
Vaksin ODGJ dilakukan demi mempercepat cakupan vaksinasi.
Santo dan tim harus melayani vaksinasi masyarakat dengan metode jemput bola.
Apalagi demi melayani kaum ODGJ dan kaum disabilitas.
Ia pun bercerita saat proses pemberian vaksin, sempat ada warga ODGJ yang menolak untuk divaksin.
Penolakan itu bukan membuat dirinya putus asa, melainkan itulah tantangannya.
"Apalagi reaksi yang mereka timbulkan bermacam-macam saat tahu mereka hendak divaksin," kenang dia.
Sama juga disampaikan Richard, untuk vaksin ODGJ itu sulit untuk mengkondisikan.
Apalagi membawa ke tempat vaksin dan dikeramaian dia bisa nggak nyaman.
"Ini memang lebih sulit dibandingan orang biasanya. Sempat ada yang menolak hingga bagaimana cara kita agar mereka mau vaksin," ungkapnya.
"Treatment nya pasti lebih khusus, tapi untuk pemeriksaan kesehatan sama dan pastinya lebih menarik karena ada tantangan tersendiri," ungkapnya.
Salah satu ODGJ yang ikut vaksinasi yaitu A, pasien rawat inap di rumah sakit Ernaldi Bahar.
