Berita Nasional
Kader PDIP Disebut Berpotensi Pecah Belah Usai Terjadi Polemik Banteng vs Celeng
Sejumlah kader partai berlambang kepala banteng mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Prabowo untuk maju di Pilpres 2024.
TRIBUNSUMSEL.COM - Ajang pemilihan presiden (Pilpres) masih lama akan digelar.
Namun, sejumlah isu politik panas sudah mulai digelar.
Salah satunya ialah polemik yang terjadi di PDIP.
Internal PDI Perjuangan bergejolak.
Hal ini muncul setelah sejumlah kader partai berlambang kepala banteng mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Prabowo untuk maju di Pilpres 2024.
Ketua DPD PDIP Jateng Bambang 'Pacul' Wuryanto melabeli Celeng bagi pengurus dan oknum PDIP yang mendeklarasikan diri mendukung Ganjar Pranowo maju Pilpres 2024.
Menanggapi hal itu, Ganjar menjawab dengan santai. Menurut dia, sindiran itu hanya mengingatkan para kader untuk tertib pada aturan partai.
"Itu mengingatkan agar semua tertib, gitu aja," ujar Ganjar, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Rabu (13/10/2021).
Sementara itu, Ketua Umum DPN Kombatan, Budi Mulyawan, menilai pernyataan Celeng itu semakin berkembang menjadi isu di masyarakat dan berpotensi memecah belah soliditas kader partai.
"Saya pribadi sebagai kader PDI Perjuangan sejak masih bernama PDI, sangat menolak keras tudingan Bambang Pacul,” kata dia, dalam keterangannya, pada Kamis (14/10/2021).
Hanya saja, lanjut Cepi, pihaknya menyayangkan isu Celeng itu disikapi di antara pendukung Ganjar yang marah dengan memunculkan simbol kepala Celeng dengan menonjolkan mulut moncong mirip babi.
“Seharusnya tidak perlu direspon ekstrim dengan memunculkan simbol Celeng atau babi hutan begitu. Ini bisa kontraproduktif mempersempit pendukung Ganjar Pranowo. Sayang, kalau simpatisan Ganjar Pranowo dari kalangan mayoritas mundur,” ujarnya.
Baca juga: FX Hadi Rudyatmo Angkat Bicara Tentang Kisruh Banteng vs Celeng di PDIP : Saya Siap Dukung Ganjar
Baca juga: Rocky Gerung Ngaku Senang Saat Terjadi Polemik di PDIP Benteng dan Celeng Berkelahi, Cebong Remuk
Dia menilai isu itu dapat berpotensi merugikan partai, simpatisan nasionalis, Ganjar Pranowo maupun peluang Pilpres 2024.
Kombatan sebelum deklarasi sebagai Ormas nasional setahun lalu, merupakan relawan militan Joko Widodo dua kali Capres.
Untuk itu, dia bertekad ‘pasang badan’, karena tidak ingin estafet kepemimpinan figur nasionalis sekaligus petugas terbaik PDI Perjuangan, Joko Widodo berisiko dikorbankan.
“Suksesi Pilpres 2024 mendatang momen menentukan kesejarahan PDI Perjuangan dan kalangan nasionalis," ujarnya.
Untuk itu, dia mengingatkan, jangan ada yang mencoba-coba memaksakan diri bersyahwat spekulatif.
Sebab, kata dia, harus diingat, politik Indonesia tidak bisa dilepaskan dari politik global.
Sehingga, jangan sampai realita Pilpres 2009 (pilpres langsung pertama) terulang. PDI Perjuangan sebagai partai pemenang Pemilu 1999, gagal menggolkan Capres Ibu Megawati menjadi Presiden.
Berkaca dari kejadian itu, dia melihat, jika PDI Perjuangan, tidak bernas mengusung figur capres yang tepat, sangat berisiko besar Pilpres akan kalah.
Pileg (Pemilihan Legislatif) pun, kata dia, bisa kalah akibat figur Capres ikut berperan besar mendongkrak suara para caleg peserta Pileg.
“Jika realita itu terjadi, sangat mungkin PDI Perjuangan akan mengalami keniscayaan seperti partai lain yang terdepak dari partai tiga besar di Indonesia. Artinya, ini identik ideologi dikorbankan hanya karena ambisi pragmatis. Lantas, siapa yang lebih tepat disebut Celeng?” kata dia.
Untuk diketahui, DPN Kombatan, sejak jauh hari sudah menyatakan mendukung penuh Ganjar maju Capres.
Sebab, Ganjar kader PDI Perjuangan yang layak. Ganjar, lanjut dia, tidak hanya memiliki track record sebagai Gubernur Jawa Tengah yang mengharumkan PDI Perjuangan. Namun, punya pengalaman dua periode sebagai legislator di DPR RI.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polemik Banteng Vs Celeng, Berpotensi Pecah Belah antara Kader PDIP.