Berita Internasional

Sekelompok Dokter di Swedia Tulis Surat Terbuka Tentang Vaksinasi Anak Usia 12 Tahun, Ungkap Alasan

Sekelompok Dokter di Swedia Tulis Surat Terbuka Tentang Vaksinasi Anak Usia 12 Tahun, Ungkap Alasan

Editor: Slamet Teguh
Ilustrasi Vaksin Virus Corona
Vaksin Virus Corona. Sekelompok Dokter di Swedia Tulis Surat Terbuka Tentang Vaksinasi Anak Usia 12 Tahun, Ungkap Alasan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pandemi Covid-19 masih terus terjadi di dunia.

Hal inipun masih terjadi di Swedia.

Sejumlah upaya terus dilakukan untuk menekan hal ini.

Salah satu hal yang dilakukan ialah vaksinasi.

Namun, Keputusan Badan Kesehatan Masyarakat Swedia untuk melakukan vaksinasi virus corona (Covid-19) terhadap kelompok anak berusia 12 tahun dinilai bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang ada dan dapat menyebabkan konsekuensi yang signifikan pada kesehatan.

Pernyataan ini disampaikan sekelompok dokter yang telah mengklaim hal ini dalam sebuah opini di surat kabar medis Läkartidningen.

Ke-24 dokter itu menyebut keputusan untuk menyuntik vaksin Covid-19 pada ratusan ribu anak yang sehat 'tidak dapat dipahami'.

Meskipun vaksinasi pada mayoritas orang hanya menimbulkan efek samping ringan atau bahkan tanpa gejala.

Para dokter ini menentang keputusan untuk memvaksinasi anak usia 12 tahun karena itu disebut 'tidak berbasis ilmiah' dan 'bertentangan dengan pengalaman yang terbukti'.

Baca juga: Pandemi Virus Covid-19 Disebut Kurangi Harapan Hidup Jadi Lebih Pendek, Layaknya Perang Dunia

Baca juga: Penjelasan Kemenkes Tentang Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia

Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (27/9/2021), pada 20 September lalu, 76.295 laporan tentang efek samping vaksin Covid-19 telah diterima di Swedia, di mana 6.017 diantaranya sejauh ini dianggap serius.

Para dokter pun mendesak pihak berwenang untuk tidak mengulangi kesalahan dari 'vaksinasi yang gagal'.

"Dalam situasi apapun, kita tidak boleh mengulangi tragedi beberapa dekade terakhir yang dapat dikaitkan dengan vaksin. (Vaksin) pandemrix flu babi menyebabkan narkolepsi pada sedikitnya 350 anak Swedia. Dengvaxia, vaksin demam berdarah, seperti vaksin Covid-19 yang diperkenalkan sebelum uji coba berakhir. 19 anak telah meninggal sebelum vaksinasi dihentikan," tulis 24 dokter itu.

Mereka juga menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 baru-baru ini justru memberikan kekebalan yang secara signifikan lebih baik dan bertahan lebih lama dibandingkan yang diperoleh dari vaksinasi.

Tidak hanya itu, para dokter ini juga menegaskan bahwa semua vaksin Covid-19 hanya memiliki persetujuan bersyarat.

"Ini berarti bahwa kami sedang dalam studi fase 3 dari uji coba obat. Mengenai data keamanan, kami hanya memiliki data jangka pendek dalam jumlah terbatas dan tidak ada data jangka panjang untuk orang dewasa. Selain itu, teknologi baru pun digunakan, vaksin mRNA, yang belum pernah disetujui untuk digunakan pada manusia. Vaksin yang sekarang digunakan dalam skala besar bahkan mungkin tidak disetujui pada akhirnya," jelas para dokter ini.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved