Hutang Evergrande Capai Rp 4260 Triliun, Sang Pendiri Xu Jiayin Tulis Surat Buat 125 Ribu Karyawan
Utang yang dicatat Evergrande diperkirakan mencapai tak kurang dari 300 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.260 triliun.Dalam sejarah tak ada perusa
TRIBUNSUMSEL.COM -- Perusahaan properti terbesar di China Evergrande tengah mengalami masalah pelik keuangan
Setelah perusahaan Evergrande terancam bangkrut lantaran tak bisa membayar hutang pinjaman yang mencapai 4 Ribu Triliun
Pendiri sekaligus pemilik Evergrande Xu Jiayin kini menjadi sorotan pasca terancam jatuh miskin
DIketahui Xu Jiayin merupakan 10 orang terkaya di China yang tengah dilanda hutang besar
Adapun pada 21 September menulis surat untuk karyawan perusahaan yang ia pimpin yang berjumlah tak kurang dari 125.000 orang.
"Saya meyakini, dengan kerja sama di antara jajaran pimpinan dan seluruh karyawan ... jika kita terus berjuang, tabah menjalani perjuangan ini, kita akan bisa keluar dari masa-masa gelap ini segera," kata Xu Jiayin.
Surat ini ia tulis ketika perusahaannya menghadapi persoalan serius: terancam bangkrut.
Utang yang dicatat Evergrande diperkirakan mencapai tak kurang dari 300 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.260 triliun.
Dalam sejarah tak ada perusahaan di dunia ini yang memiliki utang sebesar ini.
Muncul kekhawatiran jika Evergrande gagal membayar bunga dan tak bisa mengembalikan utang 300 miliar dollar AS, maka ambruknya pengembang yang berkantor pusat di Shenzhen ini dapat memicu kekacauan keuangan global.
Evergrande telah mengembangkan 876 proyek di lahan seluas 293 juta meter persegi dan punya proyek di seluruh provinsi di China, menurut laporan tahunan perusahaan yang dikeluarkan pada 2019.
Namun setelah pemerintah pusat di Beijing memberlakukan peraturan baru pada Januari yang ditujukan untuk mengontrol utang perusahaan-perusahaan properti, Evergrande tak bisa memenuhi kewajiban membayar cicilan bunga.
Siapa Xu Jiayin
Xu Jiayin, yang juga dikenal dengan nama Hui Ka Yan, lahir pada 1958 di Desa Jutaigang, Provinsi Henan, di China barat.
Media pemerintah menyebutkan ayahnya adalah anggota Tentara Revolusioner dan ikut bertempur melawan Jepang sedangkan sang ibu meninggal sebelum ia menginjak usia satu tahun