Berita Kriminal
Seorang Tenaga Kesehatan Terbayang-bayang Kekejian KKB yang Membunuh dan Melecehkan Perawat
Pekerja kemanusiaan termasuk tenaga kesehatan kerap menjadi korban kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di daerah pegunungan Papua.
TRIBUNSUMSEL.COM - Teroris di Papua membantai tenaga kesehatan yang harusnya dilindungi di wilayah konflik.
Kekejian para teroris KKB Papua itu menyisakan duka mendalam.
Pekerja kemanusiaan termasuk tenaga kesehatan kerap menjadi korban kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di daerah pegunungan Papua.
Tindakan mereka bahkan sudah di luar batas kemanusiaan. Langkah penegakan hukum harus segera diambil.
Sebab, pembunuhan secara sadis disertai pembakaran fasilitas publik jadi motiv baru mereka untuk mengacaukan keamanan Papua.
Rumah mereka dibakar, demikian juga Puskesmas, sekolah, Bank, Kantor Pemerintahan desa serta fasilitas lainnya di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Dalam kasus ini, sejumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kiwirok menjadi korban.
Suster Gabriella Meilani (22) tewas dibantai, demikian juga rekannya yang selamat setelah melompat ke jurang kedalaman 300-an meter.
Sementara, seorang mantri lagi bernama Gerald Sokoy belum ditemukan hingga sekarang.
Dalam kesaksiannya, satu di antara korban mengaku harus terpaksa melompat ke jurang untuk menyelamatkan diri saat KKB menyerang mereka.
“Peristiwa itu terjadi begitu saja, tidak ada yang tahu. Mereka sudah terlanjur berada di sini (Puskesmas), kami semua mendapatkan tindakan kekerasan dan penganiayaan dari mereka,” ungkap seorang korban yang tidak mau namanya disebut.
Bahkan, lanjut dia, secara sadis KKB menebas korban dengan menggunakan parang. Lalu dilecehkan.
Pasca tragedi penyerangan nakes oleh KKB, tokoh masyarakat Distrik Kiwirok, Feri Mimin menegaskan pihaknya tidak akan memberikan ruang sekecil apa pun bagi kelompok separatis tersebut.
“Saya tegaskan KKB itu musuh bagi kami semua, sejak kedatangan KKB, Distrik Kiwirok ini menjadi sangat tidak kondusif. Masyarakat di sini tidak ada yang suka dengan mereka,” ungkapnya.
Feri juga mengaku marah ketika sejumlah fasilitas umum berupa Puskesmas, Bank daerah, hingga sekolah dibakar KKB.
“Kiwirok ini butuh tempat-tempat seperti itu. Puskesmas, sekolah, itu tempat yang penting bagi kami masyarakat Kiwirok. Tidak boleh membakar tempat-tempat, saya marah sekali,” ujarnya, geram.
Feri mengutuk aksi KKB tersebut.
Pihaknya menegaskan akan mendukung sepenuhnya upaya aparat keamanan TNI dan polisi untuk segera menindak tegas KKB yang telah melakukan teror bagi masyarakat Kiwirok.
Bila perlu, kata Feri, penambahan aparat keamanan dilakukan di wilayah-wilayah perbatasan terutama Distrik Kiwirok tyang rawan gangguan KKB.