Berita Nasional

Filosofi Tugu Sepatu di Jakarta Pusat yang Kini Disorot, Pegiat Medsos : Gue Nungguin Tugu Kaos Kaki

Kemunculan Tugu Sepatu di Jakarta Pusat tengah disorot. Berikut filosofi Tugu Sepatu yang dibangun

Editor: Weni Wahyuny
TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat
Tugu Sepatu raksasa yang terletak di Jalan Sudirman Jakarta Pusat, Jumat (17/9/2021) malam. Pegiat media sosial Eko Kuntadhi berkomentar mengenai Tugu Sepatu di Jakarta itu. Berikut filosofi Tugu Sepatu tersebut 

Gabion sendiri merupakan batu bronjong yang disusun dan dan ditahan menggunakan rangka besi.

Batu yang disusun pun terdiri dari berbagai ukuran. Terdapat tiga instalasi yang diletakkan secara berdampingan.

Dua instalasi setinggi kurang lebih 160 centimeter dan satunya setinggi kurang lebih 180 centimeter.

Di atas gabion terdapat rumput hijau dan dihiasi bunga bougenville putih dan merah.

Di sekitar instalasi tersebut pun dihiasi berbagai macam tanaman, yakni lidah buaya dan bougenville berwarna ungu, putih, dan merah.

Juga terdapat batu-batu berwarna coklat dan pasir putih. Kondisi ini cukup kontras dengan lokasi HI yang identik dengan gedung tinggi dan modernitas.

Untuk membangun instalasi ini, Pemprov DKI Jakarta mengucurkan anggaran Rp 150 juta untuk membuat instalasi gabion.

Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan, anggaran untukinstalasi gabion itu diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Kehutanan DKI Jakarta.

"Anggaran Rp 150 juta. Ini didesain dan dirancang sendiri oleh Dinas Kehutanan," ujar Suzi saat dihubungi, Rabu (21/8/2019).

Suzi mengatakan, pihaknya sengaja membuat instalasi gabion yang terbuat dari tumpukan batu kali dan kawat supaya biayanya terjangkau.

Di sekitar instalasi itu, ditanami tanaman-tanaman sansevieria (lidah mertua), lollipop, dan bugenvil yang dapat menyaring polusi.

"Kemarin itu penanamannya dalam rangka (Hari Ulang Tahun) Kemerdekaan Republik Indonesia. Kami mau menggambarkan informasi tanam-tanaman (anti)-polutan, narasinya sedang kami buat. Di lokasi itu kami contoh tanam-tanam (anti)-polutan," kata Suzi.

Ia menyebut, instalasi gabion itu dapat berfungsi kurang lebih dua tahun ke depan. Suzi tak menutup kemungkinan setelah itu akan ada jenis instalasi lain yang akan dipasang di lokasi tersebut.

"Namanya instalasi bisa berganti-berganti, tiap ornamen kota itu berganti-ganti, dinamis sifatnya. Tergantung Dinas Kehutanan mau ganti atau enggak. Misalkan ada yang lebih bagus, lebih menarik, supaya warga enggak bosan," kata Suzi. (TribunJakarta.com/TribunTimur/Tribunnews.com)

Baca berita lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Tugu Sepatu Dibangun Era Anies, Pegiat Medsos Tunggu Tugu Kaos Kaki: Biar Enggak Lecet

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved