Santri Tutup Kuping Dengar Musik

Viral Santri Tutup Telinga Dengar Musik, Gus Nadir Semprot Netizen yang Sebut Santri Mirip Taliban

Netizen dengan mudahnya mencap santri yang tutup kuping karena enggan mendengar musik sebagai Taliban. Hal tersebut langsung diluruskan oleh Gus Nadir

Besar dugaan, alasan para santri menutup kuping karena tak ingin  mendengarkan musik yang disetel penyelenggara vaksin.

"Masya Allah santri kami sedang antre untuk vaksin, Qodarullah.. di tempat vaksin ini ada musik, maka lihat para santri menutup kuping mereka agar kuping mereka tidak mendengar musik ini," ungkap seorang perekam video.

Video berdurasi berdurasi 23 detik itu pun beredar luas dan viral di media sosial.

Video pun diunggah ulang oleh akun Twitter @David_Wijaya03 pada Minggu (12/9/2021) malam.

Dalam postingannya, David menyebut sikap para santri tersebut sangat berlebihan.

Menurutnya, aksi para santri itu tak berbeda dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda dan Wahabi Takfiri.

"Ada yang tahu ini dari santri mana? Lebay banget sampai menutup kupingnya. Indoktrinasi mengharamkan musik ini gak beda jauh dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda & Wahabi Takfiri," tulis David dalam postingannya pada Minggu (12/9/2021).

Pernyataan David pun menuai kritik dari Dr. H. Nadirsyah Hosen, LL.M., M.A., Ph.D.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Monash itu pun mengingatkan David agar tidak serta merta menyebut para santri serupa dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda dan Wahabi Takfiri.

Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Gus Nadir itu lewat status Twitternya @na_dirs; pada Selasa (14/9/2021).

"Gak harus buru2 dianggap kayak Taliban. Hukumnya mendengarkan musik itu ada ulama yg blg haram, dan ada yg bolehin. Kita hormati saja. Bagi yg bilang boleh, alasannya ada di gambar: Syekh Yusuf Qaradhawi, Kitab Nailul Awthar dan al-Fiqhul Islami Syekh Wahbah," tulis Gus Nadir.

Dirinya memaparkan, ulama yang berbeda pendapat tentang mendengarkan musik latanya memiliki dasar rujukan.

Bagi mereka yang menyebut mendengarkan musik adalah harap karena musik dinilai dapat membuat hilang hafalan Al Quran. 

"Ulama yg bilang haram juga punya dasar rujukan. Pada titik ini ya kita saling hormat saja thd pilihan yg berbeda," tulis Gus Nadir.

"Bagi yg bilang haram, mendengarkannya dianggap berdosa & bisa membuat hafalan Quran menjadi lupa. Bagi yg blg boleh, mendengarkan musik dapat melalaikan utk murajaah," jelasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved