Berita Internasional

Rebut Lembah Panjshir, Taliban Klaim Sudah Kuasai Afghanistan Sepenuhnya, NRF Tak Akui Kekalahan

Rebut Lembah Panjshir, Taliban Klaim Sudah Kuasai Afghanistan Sepenuhnya, NRF Tak Akui Kekalahan

Editor: Slamet Teguh
Ahmad SAHEL ARMAN / AFP
Gerakan perlawanan Afghanistan dan pasukan pemberontak anti-Taliban ambil bagian dalam pelatihan militer di daerah Malimah di distrik Dara di provinsi Panjshir. Taliban mengatakan pada 6 September 2021 kantong perlawanan terakhir di Afghanistan, Lembah Panjshir, telah "direbut sepenuhnya". 

Menurut NRF, mereka mengepung "ribuan teroris" di Khawak Pass dan Taliban meninggalkan kendaraan serta peralatan di daerah Dashte Rewak.

“Sumber di lembah (Panjshir) mengatakan NRF mengklaim telah menangkap sekitar 1.500 Taliban. Rupanya, para pejuang ini dikepung," terang wartawan AlJazeera, Charles Stratford.

“Ada kekhawatiran yang berkembang tentang sekitar 150.000-200.000 orang di dalam lembah. Semua komunikasi terputus."

"Kami juga tahu bahwa Taliban juga telah memutus aliran listrik, jadi sangat sulit untuk mendapatkan verifikasi independen tentang apa yang sebenarnya terjadi," tuturnya.

Namun, juru bicara Taliban, Bilal Karimi, mengatakan bahwa pasukan mereka telah berjuang masuk ke ibu kota provinsi, Bazarak, dan telah merebut sejumlah besar senjata serta amunisi.

Tentang Kelompok Panjshir

Lembah Panjshir yang terletak di wilayah Afghanistan timur ini menjadi markas bagi Front Perlawanan Nasional (NRF).

NRF berisi orang-orang dari berbagai etnis, mereka memiliki latar belakang seorang milisi atau mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan.

Dilaporkan, NRF memiliki anggota ribuan orang.

Sejumlah foto yang dirilis minggu ini menunjukkan NRF sebagai kelompok yang terorganisir, bersenjata lengkap, dan terlatih.

Kelompok ini dipimpin Ahmad Massoud, putra dari tokoh pemimpin Afghanistan yang berhasil memukul mundur pasukan Uni Soviet, yakni Ahmad Shah Massoud.

Dalam perjuangannya selama Perang Soviet-Afghanistan, Ahmad Shah Massoud kemudian dijuluki 'Singa Panjshir'.

Selain menahan invasi Soviet pada 1980-an, Ahmad Shah Massoud juga memimpin sayap militer pemerintah melawan milisi Taliban.

Adapun putranya, Ahmad Massoud (32), merupakan lulusan King's College London dan Akademi Militer Sandhurst.

Kini Ahmad Massoud bersama pasukan perlawanan di Lembah Panjshir bertekad meneruskan jejak ayahnya untuk mengalahkan Taliban.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved