Berita Internasional

Sosok Kolonel Mamady Doumbouya Pemimpin Kudeta Guinea, Pernyataannya saat Muncul di TV

Kolonel Mamady Doumbouya adalah sosok yang memimpin kudeta Guinea. Klaim culik Presiden Guinea dan membubarkan pemerintahan dan institusi.

Editor: Weni Wahyuny
(VIDEO SCREENGRAB via Sky News)
Kolonel Mamady Doumbouya, pemimpin kudeta Guinea ketika tampil di televisi. Guinea mengalami kudeta dengan Presiden Alpha Conde diculik. 

TRIBUNSUMSEL.COM, CONAKRY - Presiden Guinea, Alpha Conde diculik tentara dan pemerintah dibubarkan dalam aksi kudeta Guinea, Minggu (5/9/2021).

Kolonel Mamady Doumbouya adalah sosok di balik kudeta Guinea.

Ia muncul di televisi dan memberikan pernyataan resmi mengenai aksi kudeta tersebut.

Dengan dikelilingi oleh anak buahnya yang bersenjata lengkap,  menyatakan akan membentuk pemerintahan transisi.

Doumbouya memulai karier militer dengan bergabung bersama Legiun Perancis, sebelum pulang dan memimpin unit elite Guinea.

Mendapatkan pangkat Kolonel pada 2020, dia disebut berusaha supaya pasukan khusus yang dipimpinnya mendapatkan otoritas lebih besar.

"Kami sudah membubarkan pemerintahan dan institusi. Kami menyerukan saudara kami melebur bersama rakyat," kata dia.

Tidak hanya membubarkan pemerintah, militer juga menculik Presiden Alpha Conde, sosok yang membentuk unit elite yang dipimpin Doumbouya.

Kolonel Mamady Doumbouya, pemimpin kudeta Guinea ketika tampil di televisi. Guinea mengalami kudeta dengan Presiden Alpha Conde diculik.
Kolonel Mamady Doumbouya, pemimpin kudeta Guinea ketika tampil di televisi. Guinea mengalami kudeta dengan Presiden Alpha Conde diculik. ((VIDEO SCREENGRAB via Sky News))

Pengumuman di televisi tersebut terjadi setelah kabar suara tembakan yang didengar dekat istana kepresidenan di Conakry.

Dalam pidatonya, Doumbouya menegaskan dia tidak akan lagi memercayakan politik kepada satu orang, melainkan kepada rakyat.

Video yang beredar memperlihatkan tentara menahan Presiden Conde, dengan keberadaannya belum diketahui.

Dilansir Sky News Minggu (5/9/2021), popularitas Conde menurun sejak dia menjabat di periode ketiga pada Oktober 2020.

Conde disebut mengubah konstitusi supaya dia berkuasa lagi, kebijakan yang ditentang oposisi dan menyebabkan puluhan orang tewas dalam aksi protes.

Kemarahan rakyat Guinea mencapai puncaknya ketika pemerintah menaikkan pajak dan harga bensin sampai 20 persen.

Kolonel Doumbouya mengeklaim dia bertindak atas nama sekitar 12,7 juta rakyat di negara Afrika Barat tersebut.

Sumber: Kompas
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved