Berita Internasional
Pimpin Kudeta Guinea, Kolonel Mamady Doumbouya Klaim Bertindak atas Nama 12,7 Juta Rakyat
Pernyataan Kolonel Mamady Doumbouya yang pimpin aksi kudeta Guinea. Kolonel Doumbouya mengeklaim dia bertindak atas nama sekitar 12,7 juta rakyat di n
TRIBUNSUMSEL.COM, CONAKRY - Pernyataan Kolonel Mamady Doumbouya pemimpin kudeta Guinea pada Minggu (5/9/2021).
Sosoknya muncul di layar televisi setelah pimpin penculikan Presiden Guinea Alpha Conde dan bubarkan pemerintahan.
Pengumuman di televisi tersebut terjadi setelah kabar suara tembakan yang didengar dekat istana kepresidenan di Conakry.
Dalam pidatonya, Doumbouya menegaskan dia tidak akan lagi memercayakan politik kepada satu orang, melainkan kepada rakyat.
Dengan dikelilingi oleh anak buahnya yang bersenjata lengkap, ia menyatakan akan membentuk pemerintahan transisi.
Doumbouya memulai karier militer dengan bergabung bersama Legiun Perancis, sebelum pulang dan memimpin unit elite Guinea.
Mendapatkan pangkat Kolonel pada 2020, dia disebut berusaha supaya pasukan khusus yang dipimpinnya mendapatkan otoritas lebih besar.
"Kami sudah membubarkan pemerintahan dan institusi. Kami menyerukan saudara kami melebur bersama rakyat," kata dia.
Tidak hanya membubarkan pemerintah, militer juga menculik Presiden Alpha Conde, sosok yang membentuk unit elite yang dipimpin Doumbouya.
Baca juga: Kondisi Terkini Guinea setelah Aksi Kudeta yang Dipimpin Mamady Doumbouya, Alpha Conde Diculik
Dalam pidatonya, Doumbouya menegaskan dia tidak akan lagi memercayakan politik kepada satu orang, melainkan kepada rakyat.
Video yang beredar memperlihatkan tentara menahan Presiden Conde, dengan keberadaannya belum diketahui.
Dilansir Sky News Minggu (5/9/2021), popularitas Conde menurun sejak dia menjabat di periode ketiga pada Oktober 2020.
Conde disebut mengubah konstitusi supaya dia berkuasa lagi, kebijakan yang ditentang oposisi dan menyebabkan puluhan orang tewas dalam aksi protes.
Kemarahan rakyat Guinea mencapai puncaknya ketika pemerintah menaikkan pajak dan harga bensin sampai 20 persen.
Kolonel Doumbouya mengeklaim dia bertindak atas nama sekitar 12,7 juta rakyat di negara Afrika Barat tersebut.
Baca juga: Sosok Kolonel Mamady Doumbouya Pemimpin Kudeta Guinea, Pernyataannya saat Muncul di TV
Dia mengatakan, mereka tidak membuat kemajuan dalam bidang ekonomi sejak merdeka dari Perancis pada 1958.
Setelah 1958, Guinea dipimpin sejumlah penguasa otokratis hingga di 2010, Conde berkuasa dalam pemilihan demokratis pertama.
Lawan politik Conde menyatakan, presiden 83 tahun tersebut dianggap gagal menyejahterakan rakyat meski negara mereka kaya akan mineral.
Publik pun merespons kudeta itu dengan bersukaria.
Saksi mengungkapkan kendaraan militer menyapa warga di pinggir jalan.
"Guinea sudah merdeka! Bravo," teriak seorang perempuan dari balkon rumahnya.
Baca berita lainnya di Google News
