Berita Lubuklinggau
Sekolah Tatap Muka di Lubuklinggau, Meca Bahagia Ketemu Teman, Selama Ini Hanya Jumpa Lewat WA
Sekolah pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Kota Lubuklinggau untuk PAUD/TK, SD dan SMP dimulai hari ini, Senin (23/8/2021).
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Sekolah pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Kota Lubuklinggau untuk PAUD/TK, Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimulai hari ini, Senin (23/8/2021).
Salah satunya SMPN 02 Bermutu Kota Lubuklinggau menerapkan PTM terbatas, Namun pelaksanaan PTM terbatas di sekolah ini dilaksanakan secara terbatas.
Di sekolah ini sebenarnya sudah siap 100 persen karena sebelumnya telah mencoba menerapkan simulasi belajar tatap muka dengan sistem ganjil genap.
Namun, pelaksanaan sempat tertunda setelah melihat perkembangan kasus positif Covid-19 dan Kota Lubuklinggau sempat menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Meca Kayla Pinasty siswi kelas VII.1 mengaku senang setelah sekian lama tidak belajar tatap muka akhirnya bisa sekolah tatap muka dan bertemu dengan teman-temannya.
"Bahagia senang, ini pertama kali sekolah, bisa ketemu teman-teman, karena selama ini belum kenal," ungkap warga Kelurahan Cereme Tabah, Kecamatan Lubuklinggau Timur I ini pada Tribunsumsel.com.
Ia mengaku selama ini hanya mengenal teman-temannya lewat aplikasi whatsapp (WA) dan google classroom, namun untuk belajar tatap muka belum pernah sama sekali semenjak dirinya masuk SMP.
"Sejak daftar sudah langsung pengen sekolah, tapi karena Covid-19 belum boleh masuk, alhamdulillah sekarang sudah belajar tatap muka, walau pun belum ketemu semua teman," ungkapnya.
Kepsek SMPN 2 Bermutu Lubuklinggau, Parman mengatakan di sekolahnya PTM terbatas diterapkan dengan pola ganjil genap.
"Hari pertama ini yang masuk hanya siswa yang nomor absennya ganjil khusus kelas 7," kata Parman.
Ia menjelaskan, rata-rata dalam ruang belajar jumlah siswa dibatasi hanya 15-18 orang dan Minggu ini hanya fokus kelas VII karena sejak awal para siswa ini belum pernah berkenalan secara langsung dengan teman-temannya dan guru-gurunya.
"Nanti selanjutnya akan di evaluasi, pekan depan kalau aturan PPKM tidak naik level akan kita coba siswa kelas VIII dan kelas IX," ungkapnya.
"Kita juga selalu mengingatkan kepada siswa untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Sekolah juga telah menyiapkan tempat cuci tangan, chamber disinfektan," katanya.
Ia pun mengimbau kepada orang tua siswa sebisa mungkin untuk menjemput anaknya. Untuk menghindari anak berkeliaran setelah pulang sekolah agar tidak bermain dengan teman-temannya.
"Perlu disampaikan bahwa PTM maksimal hanya 3 jam. Dan kantin belum diperbolehkan buka. Siswa dianjurkan bawa bekal dari rumah," ungkapnya.
Selain itu supaya tidak menimbulkan kerumunan di sekolah pihaknya juga membagikan buku paket pelajaran yang memang disediakan sekolah untuk para siswa.
"Kemudian sekalian kami menyampaikan himbauan bahwa pakaian supaya tidak ada kesalahan, Senin, Selasa, putih biru, Rabu putih-putih, Kamis putih batik, jumat pakaian olahraga kalau belum ada pakaian olahraga pakai olahraga SD, Sabtu batik," ujarnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kereta Api Tabrak Innova di Desa Kotabaru Martapura, Mobil Terseret 200 Meter
Sementara, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Yulianti menyampaikan, sistem PTM terbatas di Kota Lubuklinggau sistemnya sekolah mengajukan dan mengisi data pokok pendidikan (Dapodik) untuk pembelajaran tatap muka.
"Kemarin yang mengajukan baru 74 sekolah yang mengisi Dapodik, setelah itu sekolah mengisi berkas kemudian baru kita usulkan ke wali kota," ungkapnya.
Termasuk, SMP 7 yang kemaren belum siap kemudian konfirmasi lagi ke Disdik siang ini melakukan PTM terbatas, jadi untuk totalnya sendiri sampai dengan saat ini ada 74 sekolah SD dan SMP.
"Dari 15 SMP yang belum tatap muka hanya SMP 10 yang belum, kendalanya lagi rehab total, termasuk juga ada beberapa SD yang lagi rehab," terangnya.
Kemudian, untuk sekolah swasta yang dibawah Disdik rata-rata sudah PTM Terbatas kecuali sekolah Xaverius, karena aturan sekolahnya harus ke yayasan lebih dahulu.
"Seperti sekolah Annida, Ponpes Ar Risalah tatap muka, jadi pada intinya semuanya pada hari berjalan lancar yang penting tahap awal ini kita coba lebih dahulu," ungkapnya.
Ia pun menekankan kepada masing-masing sekolah yang sudah PTM terbatas untuk tidak lengah menerapkan proses ketat, karena memang sejak awal yang mengajukan ini sudah dipantau agar sanggup patuh.
"Kemarin kita pantau UKS- nya, karena UKS harus tersedia obat, sarana cuci tangan, masker air bersih, itulah kemarin yang kita anggap belum layak ada yang tidak kita loloskan," ujarnya.
Baca berita lainnya langsung dari google news.