Berita Palembang
Palembang PPKM Level 4, Begini Suasana di Sejumlah Pasar Tradisional, Komentar Pedagang dan Pembeli
Palembang PPKM Level 4. Kenyatannya penerapan Prokes di sejumlah pasar tradisional di Kota Palembang belum seperti yang diharapkan.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kota Palembang masih ini menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di kota Palembang. Namun, kenyatannya protokol kesehatan (Prokes) di sejumlah pasar tradisional di Kota Palembang belum sepenuhnya diterapkan.
Padahal di pasar tradisional itu, interaksi masyarakat cukup tinggi antara pembeli dan pedagang yang ada.
Pantauan di pasar tradisional Sekip Ujung Kelurahan 20 Ilir Palembang, terlihat pedagang dan pembeli yang ada sebagian menyadari akan pentingnya prokes khususnya dengan memakai masker untuk mencegah penyebaran virus covid-19.
Pihak pengelola pasar sendiri tidak menyediakan tempat cuci tangan di setiap pintu masuk pasar bagi pengunjung yang ada.
Menurut salah satu pedagang, Yudi (40), jika saat ini untuk melindungi diri dari penyebaran virus covid-19 ada di diri masing- masing. Meski begitu, ia tidak segan- segan untuk mengingatkan sesama pedagang atau pembelinya untuk selalu menggunakan masker.
"Ya, sudah bosan kalau mereka (pembeli) untuk diingatkan, dan kita pun mengingatkannya secara halus juga untuk kesehatan mereka, jangan kasar nanti tersinggung," kata Yudi, Rabu (18/8/2021).
Diakui Yudi, jika saat ini pun masyarakat sudah menganggap masalah covid-19 bukan hal baru, jadi mereka tidak terlalu memikirkannya.
"Jadi kembali lagi kediri masing- masing, kalau mau sehat ya harus prokes," tuturnya.
Sementara seorang pengunjung pasar, Yani (45) mengaku tidak menggunakan masker karena merasa pengabp, sehingga saat itu ia tidak menggunakannya.
"Kebetulan sedikit pilek karena cuaca dingin hari ini, jadi tidak pakai masker," tuturnya.
Ditambahkan ibu dua anak ini pun tak ambil pusing terhadap virus covid-19 saat ini, mengingat ia dan keluarganya yang lebih penting untuk bisa makan.
"Dari pada keluarga di rumah tidak makam karena tidak masak," ucapnya, seraya kedepan ia akan berusaha untuk membiasakan hidup prokes.
Baca juga: Harga Tes PCR di RS Siloam Sriwijaya Turun Jadi Rp 525 Ribu, Berlaku Mulai Hari Ini 18 Agustus
Berbeda dengan Tuti (50), ia berusaha untuk tetap prokes dengan memakai masker untuk setiap keluar rumah termasuk berbelanja di pasar tradisional, tapi ia menyayangkan pihak pengelola pasar yang tidak menyediakan tempat cuci tangan.
"Harusnya pihak pasar menyiapkan tempat cuci tangan, padahal awal- awal covid-19 lalu ada di setiap pintu masuk, tapi sekarang tidak ada lagi. Jadi saya bawa hand sanitizer sendiri setelah melakukan kontak," bebernya.
Pantauan juga terlihat di Pasar tradisional Kebun Semai Sekip Jaya, terlihat pedagang dan pembeli cuek dengan kondisi pandemi saat ini. Namun, di pasar itu tersedia tempat cuci tangan hanya 1 di pintu masuk.
Masih terdapat sejumlah pedagang dan pembeli yang masih tidak menggunakan masker, padahal masker salah satu pencegah penyebaran covid-19.
"Mudah- mudahanlah tidak kena ke kita, yang pasti soal hidup mati kita serahkan ke atas saja," seloroh pengunjung pasar Murni.
Baca berita lainnya langsung dari google news.