Perempuan Dalam Islam

Naksir Laki-laki, Bolehkah Perempuan Menyatakan Cinta Lebih Dulu Dalam Islam, Ini Kata Buya Yahya

Seorang perempuan yang mengungkapkan dirinya naksir laki-laki dan bolehkah perempuan menyatakan cinta lebih dulu dalam Islam. 

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
tribunsumsel.com/khoiril
Naksir laki-laki, Bolehkah Perempuan Menyatakan Cinta Lebih Dulu Dalam Islam. Buya Yahya memberikan penjelasannya. Gambar ilustrasi. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Cinta adalah perasaan terpendam dalam jiwa. Meskipun terkadang bisa disampaikan melalui isyarat sikap tetapi tidak selalu orang yang dicintai bisa memahami sikap tersebut.

Cinta adalah hak setiap manusia, baik itu dari laki-laki maupun seorang perempuan. Ungkapan cinta adalah ungkapan komitmen dan perasaan sayang.

Masih banyak yang berpandangan kodrat perempuan dalam urusan perasaan adalah menunggu untuk dijemput dan menerima. Tetapi sebagian perempuan memilih memberanikan diri mengungkapkan langsung perasaannya pada lelaki yang dikagumi. Perempuan ini memilih nembak duluan. 

Lantas bolehkah perempuan menyatakan cinta lebih dulu dalam Islam.

Buya Yahya dalam kanal YouTube AlbahjahTv pernah ditanya tentang ada seorang perempuan yang mengungkapkan dirinya naksir laki-laki dan bolehkah perempuan menyatakan cinta lebih dulu dalam Islam. 

Si wanita  nekat nembak duluan karena sudah terlanjur jatuh hati pada lelaki. Perempuan itu ungkapkan perasaan pada lelaki disukai dan mengajaknya menikah duluan.

Menanggapi pertanyaan, ini kata Buya Yahya tentang perempuan nembak duluan. Ia mengemukakan seorang wanita tidak harus mengucapkan dan menyatakan rasa kepada lelaki yang dikaguminya, karena hal itu sama saja dengan merayu. Tindakan perempuan yang secara langsung mengungkapkan perasaan pada pria yang dikaguminya itu bisa menimbulkan kesan murah pada perempuan tersebut.

Seorang wanita mulia, jika dia mengagumi seorang lelaki soleh maka ada prosesnya. Dia bisa mengirim orang, mengirim utusan sebagai perantara untuk menyampaikan pada lelaki yang dikagumi bahwa ada seorang perempuan yang ingin menikah.

Mengungkapkan perasaan secara langsung juga hal yang terburu-buru dan bukan akhlak perempuan mulia.

Jika memang lelaki yang disukai itu lelaki murah maka dia akan menerima karena syahwat. Jika lelaki yang disukai itu lelaki baik maka dia akan beranggapan rendah pada wanita ini.

"Laki-laki bisa saja mengatakan iya, tetapi dalam hatinya sudah eneg. Dengan perempuan seperti itu, baru diginikan saja, ini perempuan model apa, mudah saja bisa dimanfaatkan. Tetapi tidak ada cinta di hatinya," katanya.

Menjawab banyaknya pertanyaan 'bolehkah perempuan menyatakan cinta lebih dulu dalam Islam, kata Buya Yahya lebih lanjut, seorang perempuan mulia akhlaknya  tidak harus menyatakan langsung perasaan. Tetapi memang harus melalui proses tersebut yakni dengan mengirim utusan. 

Namun, sebelum hal itu dilakukan maka hendaknya perempuan itu memastikan rasa suka itu karena mengharapkan Ridho Allah SWT. Jangan sampai terkecoh karena dorongan syahwat dan bukan untuk kepentingan dunia.  Ia pun hendaknya mencari informasi perihal lelaki tersebut bagaimana kesolehan dan akhlaknya. 

"Jika mengajukan pernikahan tanpa perantara itu ceroboh. Cari penyakit, seandainya ditolak dia sakit. Jika pakai perantara dan perantara ini bijak maka jika pun ditolak maka jawabnya tidak ditolak  tetapi istikhoroh tidak cocok," kata Buya Yahya menjawab pertanyaaan.

Seorang wanita yang mengagumi lelaki soleh menurut Buya Yahya bisa mencontoh akhlak mulia dari Ummul Mukminin Khadijah Al Kubro. Saat melihat Rasulullah Muhammad SAW yang akhlaknya baik dan mulia, maka Siti Khadijah tidak langsung mendatangi Rasulullah SAW untuk mengungkapkan perasaannya. Khadijah hanya mendengarkan berita dan mengirimkan utusan dengan keluarganya untuk menyampaikan maksud pada Baginda Rasul.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved