Ayah Mohammad Ahsan Meninggal

Profil Tumin Ayah Mohammad Ahsan, Meninggal Usia 81 Tahun, Pernah Berharap Ahsan Kembali ke Sumsel

Ayah Ahsan meninggal dunia. Berikut profil singkat H Tumin Ahmadi ayah Ahsan yang juga pemain bulutangkis

Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Weni Wahyuny
INSTAGRAM MohAMMAD AHSAN
Ayanhanda Mohammad Ahsan bernama Tumin Atmadi Meninggal Dunia 

"Dia (Ahsan, red) telpon minta didoain, tapi nadanya sedikit lemah. Terus bapak jawab 'loh kok lemah, terus dia jawab 'aku tidak sakit ayah', aku baru bangun tidur'. Pesan ayah bermainlah dengan baik, jangan terburu-buru, tapi berisi artinya permainan secara maksimal," ungkap penulis buku Kejar Bulutangkis terbitan 2010 ini.

Baca juga: Innaililahi Wainaillahi Rojiun Ayahanda Mohammad Ahsan Atlet Bulutangkis Meninggal Dunia

Mantan Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) cabang Pagaralam, Sumatera Selatan ini menceritakan bahwa dulunya waktu kecil, disamping dilatih sendiri, Ahsan dimasukkan ke klub Pusri, waktu itu umur Ahsan sekitar 5,5 tahun.

"Waktu itu saya arahkan. Saya ajak lari-lari, maraton. Namun dirumah diberi PR (Pekerjaan Rumah, red) untuk menunjang di klub di lapangan. Bisa berupa untuk menguatkan pergelangan tangan, memakai dumble, memakai raket tenis atau pemukul bola tenis," ungkapnya.

Lanjutnya, setelah di Pusri, saat umur 8 tahun, Ahsan pun pindah klub ke Sekanak dan bertahan hingga 3 tahunan.

Di sana ada pelatihnya, tapi tetap diberikan PR oleh sang ayah.

Sampai setelah masuk Pelatnas, Ahsan diambil PT. Djarum Kudus dan memperkuat Jateng.

"Ahsan terus dipindahkan agar menambah pengalaman. Setelah tamat SMP, saya sekolahkan ke sekolah Ragunan Jakarta, dimasukkan ke klub Bina Bangsa Jakarta. Seumurnya, dia selalu juara, baik kabupaten, kota, maupun provinsi," terangnya.

Ahsan adalah salah satu dari sekian banyaknya atlet yang ditarik begitu saja oleh provinsi yang ada di Indonesia.

Hijrahnya Ahsan ke klub luar Sumsel karena kurangnya perhatian dari pengurus PBSI provinsi Sumsel saat itu.

"Tapi terus terang, saya kurang puas atas apa yang didapatkan Ahsan saat ini (terakhir 2014) karena dia bukan membawa nama Sumsel, namun nama provinsi lain. Saya masih berharap dia masih bisa pulang ke Sumsel lagi, dengan mengharumkan nama Sumsel. Sangat disayangkan kalau banyak atlet yang harus pindah ke luar provinsi hanya gara-gara tidak mendapatkan perhatian, sementara di luar, mereka mendapatkan perhatian lebih, termasuk Ahsan," tukasnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved