Ayah Mohammad Ahsan Meninggal

Profil Tumin Ayah Mohammad Ahsan, Meninggal Usia 81 Tahun, Pernah Berharap Ahsan Kembali ke Sumsel

Ayah Ahsan meninggal dunia. Berikut profil singkat H Tumin Ahmadi ayah Ahsan yang juga pemain bulutangkis

Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Weni Wahyuny
INSTAGRAM MohAMMAD AHSAN
Ayanhanda Mohammad Ahsan bernama Tumin Atmadi Meninggal Dunia 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Profil singkat Tumin Ahmadi Usman ayah Mohammad Ahsan pebulutangkis Indonesia asal Palembang.

Ayah Ahsan dikabarkan meninggal dunia pada Senin (9/8/2021) sekira Subuh.

Kabar duka tersebut didapatkan dari pesan berantai melalui WhatsApp yang diterima Tribun Sumsel pada Senin Pagi.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun ...telah berpulang ke Rahmatullah ayahanda M .Ahsan ( atlet ganda putra kita ) Bpk Tumin ..subuh td ..Semoga amal dan ibadah almarhum di terima Allah SWT ..Husnul Khotimah,"..Aamiin YRA.

Hingga berita ini dimuat, Tribunsumsel tengah berusaha untuk mendatangi rumah Mohammad Ahsan di Palembang.

Profil H Tumin Ahmadi

Tribun Sumsel pernah mewawancari H Tumin 2014 lalu di gedung olahraga bulu tangkis PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Saat itu usianya 74 tahun, artinya kini usianya 81 tahun.

Dalam ceritanya, H Tumin Ahmadi mengaku bangga dengan sosok anaknya yang dikenal lewat olahraga bulutangkis.

Ia pun bersemangat bercerita soal Ahsan yang lahir di Palembang, 7 September 1987 silam itu.

Baca juga: Kabar Duka : Tumin Atmadi Ayahanda Mohammad Ahsan Atlet Bulutangkis Meninggal Dunia

Saat itu Ahsan bersama rekannya Hendra Setiawan baru saja berhasil mewakili Indonesia di nomor ganda putra di All England Super Series Premier 2014, setelah dalam final di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, Minggu (9/3/2021), menang atas Hiroyuki Endo-Kenichi Hayakawa, 21-19 dan 21-19.

Tumin menceritakan bahwa Minggu (9/3/2014) malam sudah mendengar kabar bahwa sang anak berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam All England dari kakak Ahsan, yakni Mohammad Asykuru sekitar pukul 23.00 WIB.

"Saat kakaknya mengabarkan, saya sangat senang mendengar kabar itu, kalau disini tidak ada informasi, kalau di tv tidak ditayangkan," katanya yang saat itu masih berusia 74 tahun.

Tumin yang mengaku masih mampu bermain bulu tangkis selama 2 set itu pun menerangkan bahwa Ahsan selalu minta doa restu kepada kedua orang tuanya.

Terakhir meminta doa pada pukul 13.00 WIB (Minggu siang, red) saat masuk final.

"Dia (Ahsan, red) telpon minta didoain, tapi nadanya sedikit lemah. Terus bapak jawab 'loh kok lemah, terus dia jawab 'aku tidak sakit ayah', aku baru bangun tidur'. Pesan ayah bermainlah dengan baik, jangan terburu-buru, tapi berisi artinya permainan secara maksimal," ungkap penulis buku Kejar Bulutangkis terbitan 2010 ini.

Baca juga: Innaililahi Wainaillahi Rojiun Ayahanda Mohammad Ahsan Atlet Bulutangkis Meninggal Dunia

Mantan Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) cabang Pagaralam, Sumatera Selatan ini menceritakan bahwa dulunya waktu kecil, disamping dilatih sendiri, Ahsan dimasukkan ke klub Pusri, waktu itu umur Ahsan sekitar 5,5 tahun.

"Waktu itu saya arahkan. Saya ajak lari-lari, maraton. Namun dirumah diberi PR (Pekerjaan Rumah, red) untuk menunjang di klub di lapangan. Bisa berupa untuk menguatkan pergelangan tangan, memakai dumble, memakai raket tenis atau pemukul bola tenis," ungkapnya.

Lanjutnya, setelah di Pusri, saat umur 8 tahun, Ahsan pun pindah klub ke Sekanak dan bertahan hingga 3 tahunan.

Di sana ada pelatihnya, tapi tetap diberikan PR oleh sang ayah.

Sampai setelah masuk Pelatnas, Ahsan diambil PT. Djarum Kudus dan memperkuat Jateng.

"Ahsan terus dipindahkan agar menambah pengalaman. Setelah tamat SMP, saya sekolahkan ke sekolah Ragunan Jakarta, dimasukkan ke klub Bina Bangsa Jakarta. Seumurnya, dia selalu juara, baik kabupaten, kota, maupun provinsi," terangnya.

Ahsan adalah salah satu dari sekian banyaknya atlet yang ditarik begitu saja oleh provinsi yang ada di Indonesia.

Hijrahnya Ahsan ke klub luar Sumsel karena kurangnya perhatian dari pengurus PBSI provinsi Sumsel saat itu.

"Tapi terus terang, saya kurang puas atas apa yang didapatkan Ahsan saat ini (terakhir 2014) karena dia bukan membawa nama Sumsel, namun nama provinsi lain. Saya masih berharap dia masih bisa pulang ke Sumsel lagi, dengan mengharumkan nama Sumsel. Sangat disayangkan kalau banyak atlet yang harus pindah ke luar provinsi hanya gara-gara tidak mendapatkan perhatian, sementara di luar, mereka mendapatkan perhatian lebih, termasuk Ahsan," tukasnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved