Uang Bansos Dipotong
Pak RT Potong Uang Bansos Rp 200 Ribu, Bila Warga Menolak Pak RT Enggan Urus Kebutuhan Warganya
Ketua RT meminta kepada setiap warga agar diberi uang Rp 200 ribu dari total uang bansos sebesar Rp 600 ribu. Bila warga menolak, urusan warga tak
"Dia bilang enggak mau urusin apa-apa lagi urusan saya. Kemudian beliau ngomong, 'Kalau enggak mau ngasih, ya sudah lu hidup aja sendiri, enggak usah berwarga'," ujar Dodi.
"Bulan depan kalau lu dapat, gua enggak mau ambilin, lu ambil aja sendiri. Masak yang lain ngasih, lu enggak mau ngasih, emang lu mau hidup sendiri?" sambung Dodi menirukan ucapan ketua RT.
Lebih lanjut, Dodi mengaku ini bukan kali pertama ia menerima BST.
Dodi sudah mengalami kejadian serupa sebanyak tiga kali.
Saban pengambilan BST, Dodi selalu diimbau untuk menyisihkan uang itu untuk diberikan ke ketua RT, dengan alasan bermacam-macam.
Klarifikasi Ketua RW
Curhatan Dodi soal uang bansos dipotong rupanya sudah didengar Ketua RW.
Ketua RW wilayah setempat, Nurdin, lantas menyampaikan klarifikasi.
Nurdin mengeklaim, pungutan yang diminta terhadap Dodi itu bersifat donasi atau infak.
Alhasil, pungutan itu sebetulnya tidak wajib dan mengikat bagi para penerima BST seperti Dodi.
Menurut Nurdin, keputusan itu sudah disepakati bersama oleh para ketua RT, RW, dan tokoh masyarakat sekitar.
"Itu (BST yang turun) tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Kita terima (BST untuk) sekitar 87 orang, sementara kebutuhan kami 185 orang, sehingga banyak yang tidak mendapatkan," kata Nurdin.
"Oleh sebab itu banyak masyarakat tanya ke Pak RT, Pak RW, 'Gimana nih, saya kok enggak dapat? Yang lain dapat. Padahal kami sama-sama kondisinya samalah'," ujar Nurdin.
Nurdin beralasan, 185 warga itu sebetulnya sudah didaftarkan ke pihak kelurahan sebagai calon penerima BST lantaran kondisi keuangan mereka.
Namun, apa daya, yang diverifikasi dan diresmikan sebagai penerima BST hanya 87 orang itu.