Wawancara Khusus Ketua IDI Palembang: Prokes Seperti Hanya di Atas Kertas Saja
Ada empat Kabupaten/Kota di Sumsel yang memberlakukan PPKM level 4 yaitu Palembang, Lubuklinggau, Musi Banyuasin (Muba) dan Musi Rawas.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Prawira Maulana
#Wawancara khusus
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 diberlakukan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Ada empat Kabupaten/Kota di Sumsel yang memberlakukan PPKM level 4 yaitu Palembang, Lubuklinggau, Musi Banyuasin (Muba) dan Musi Rawas.
PPKM yang dijalani saat ini sudah lebih dari setengah jalan. Namun hingga saat ini kasus Covid19 trend nya masih meningkat. Lalu bagaimana fenomena ini terjadi dan sejauh mana efektivitas PPKM level 4 ini.
Untuk itu Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post mewawancarai secara langsung
Dr dr H Zulkhair Ali SpPD KGH Finasim yang juga sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang melalui Live Talk Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post.
Menurut Dokter Zulkhair, jika ditanya sejauh mana dampak PPKM ini? memang tidak bisa dikatakan bahwa kalau terjadi peningkatan kasus semata-mata karena PPKM nya tidak efektif.
"Lau karena apa? karena sama seperti permainan bola, kita ada musuh dan lawan. Kalau kita kalah bukan berarti tidak baik, tapi lawannya yang lebih kuat," kata Dokter Zulkhair saat live talk dengan tema Selayang Pandang Penegakan PPKM, Kamis (29/7/2021).
Menurutnya, sama seperti sekarang ini sudah menerapkan berbagai nama seperti PPKM, tapi ternyata musuh makin lama makin kuat. Seperti dikarenakan adanya varian-varian baru dan lain-lain.
"Maka ternyata jadinya PPKM yang kita lakukan terlihat kurang efektif dari waktu ke waktu, baik di Indonesia maupun di Sumsel tetap saja terjadi peningkatan kasus Covid19," ungkapnya.
Berikut wawancara dengan Dokter Zulkhair
Bagaimana pandangan Anda tentang efektivitas dari PPKM yang diterapkan di Sumsel?
Memang di negeri kita ini sering terjadi perubahan nomen klatur. Dulu waktu awal ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), lalu PPKM, PPKM Mikro, PPKM darurat dan PPKM level 4. Jadi jika ditanya sejauh mana dampak PPKM ini, memang tidak bisa dikatakan bahwa kalau terjadi peningkatan kasus semata-mata karena PPKM nya tidak efektif. Karena apa? karena sama seperti permainan bola, kita ada musuh dan lawan.
Kalau kita kalah bukan berarti tidak baik, tapi lawannya yang lebih kuat. Maka ini sama seperti sekarang ini sudah menerapkan berbagai nama seperti PPKM, tapi ternyata musuh kita makin lama makin kuat. Seperti dikarenakan adanya varian-varian baru dan lain-lain. Maka ternyata jadinya PPKM yang kita lakukan terlihat kurang efektif dari waktu ke waktu, baik di Indonesia maupun di Sumsel tetap saja terjadi peningkatan kasus Covid19.
Kalau kita ingin memenangkan pertandingan otomatis kita harus lebih kuat dari lawan. Kalau lawan latihannya lebih hebat, maka kita juga harus lebih hebat lagi. Satu hal yang ingin saya sampaikan, ada semacam fenomena bahwa kita hanya ketat sewaktu PPKM.
Padahal sebetulnya PPKM ini pola yang terbaik untuk mengatasi lawan. Nah kalau kita tidak bisa meneruskan pola ini atau menurunkan level kita otomatis kita akan digilas oleh lawan. Sebab lawan ini tidak ada akhirnya.