Darurat Covid 19
Dianggap Mengamburkan Uang, Dokter Tirta Serang Pemerintah Usai Semprot Disinfektan ke Jalan
Dianggap Mengamburkan Uang, Dokter Tirta Serang Pemerintah Usai Semprot Disinfektan ke Jalan
TRIBUNSUMSEL.COM - Pandemi Covid-19 masih terus terjadi di Indonesia.
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka ini ialah dengan cara penyemprotan disinfektan.
Sejumlah upayapun terus dilakukan pemerintah untuk menekan angka penyebaran Covid-19 ini di Indonesia.
Namun, langkah pemerintah tak jarang mendapatkan kritikan.
Kali ini, influencer sekaligus tenaga kesehatan (nakes) dr. Tirta Mandira Hudhi memberikan kritikan keras terhadap pemerintah.
Kritikan keras itu menyoroti aksi pemerintah menyemprotkan disinfektan ke fasilitas umum seperti jalanan dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, dr. Tirta menilai langkah itu hanyalah buang-buang anggaran yang lebih baik dialokasikan untuk kebutuhan lainnya.
Kritikan itu disampaikan oleh dr. Tirta lewat akun YouTube miliknya @Tirta PengPengPeng, Selasa (13/7/2021).
Pertama, dr. Tirta mengutip argumen dari Dokter Faheem Younus asal Amerika Serikat yang menasihati soal aksi penyemprotan disinfektan ke jalan adalah hal yang tidak berguna.
Kemudian dr. Tirta mengungkit balasan para politisi di Indonesia yang melawan ketika dikritik soal penyemprotan disinfektan.
Dokter Tirta selanjutnya mengutip referensi dari organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).
"Direkomendasikan bahwa penyemprotan disinfektan hanya digunakan untuk ruangan indoor yang ventilasinya buruk, dan permukaan-permukaan," ujar dr. Tirta.
"WHO juga mengatakan tidak direkomendasikan penyemprotan di jalanan, tempat umum karena kadarnya tidak cukup dan tidak bermanfaat."
Dokter Tirta beranggapan, dana penyemprotan disinfektan seharusnya bisa digunakan untuk kepentingan lainnya.
"Kalaupun niatnya baik, harusnya duit disinfektan itu bisa dialihkan untuk bagi-bagi masker atau bisa dijadikan bansos untuk orang yang terdampak," kata dr. Tirta.
"Ban apa yang hilang, bansos," canda dr. Tirta memberikan sindiran satire.
Kemudian dr. Tirta juga mengkritisi aksi aparat membubarkan pedagang dengan cara disemprot pakai disinfektan.
"Dikritik, ini buang-buang anggaran lebih baik digunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat," kata dia.
"Misalnya bagi masker, atau membagi-bagikan uang atau makanan untuk orang."
"Tapi ya jangan di," belum sempat menyelesaikan kalimatnya, dr. Tirta kembali melontarkan sindiran satire.
"Eh maaf nanti ada tukang bakso, ada tukang bakso engga?" kata dia.
Baca juga: Jawaban Presiden Jokowi Usai Ditanya Anak SMA Kapan Bisa Masuk Sekolah Lagi Pandemi Belum Meledak
Baca juga: Sikap Tegas Polisi Usai Warga Banyak Padati Jalur Tikus Untuk Hindari Titik Penyekatan PPKM Darurat
dr Tirta Ingatkan Covid-19 Bisa Sembuh Sendiri
Sebelumnya diberitakan, dr. Tirta akhirnya buka suara soal penggunaan obat Ivermectin untuk pasien Covid-19.
Dirinya mengingatkan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya atau dikenal dengan sebutan self limiting disease.
Ia juga menegaskan tidak ada satu pun obat yang dapat membunuh Covid-19.
Hal tersebut disampaikan oleh dr. Tirta lewat akun Instagram miliknya @dr.tirta, Rabu (7/7/2021).
Awalnya, dr. Tirta mengungkit referensi dari jurnal-jurnal internasional yang sampai saat ini belum ada yang merekomendasikan penggunaan Ivermectin untuk pasien Covid-19.
"Membutuhkan penelitian lebih lanjut," kata dia.
"Jadi kalau ada isu yang mengatakan atau beberapa pejabat mengatakan Ivermectin sebagai obat Covid, itu harus direvisi ulang."
"Karena kejadiannya, beberapa peneliti di dunia masih men-statment-kan bahwa Ivermectin itu adalah obat untuk cacing yang perlu diuji klinis lebih lanjut," lanjutnya.
Dokter Tirta menambahkan, obat-obatan untuk pasien Covid-19 hanya bisa mengurangi gejala dan aktivitas virus saja.
"Jangan lupa, Covid-19 adalah self limiting disease yang obat-obatnya rata-rata hanya mengurangi aktivitas virus dan mengurangi gejala," kata dr. Tirta.
"Tidak ada satu pun obat yang membunuh virus."
"Jangan mengglorifikasi," pungkasnya.
Efek Jangka Panjang Ivermectin
Sementara itu, Dekan Fakultas Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam menegaskan bahwa sampai saat ini obat Ivermectin belum disimpulkan sebagai obat untuk menyembuhkan pasien Covid-19 karena masih masuk tahap uji klinik.
Kendati demikian, ia tak memungkiri sudah ada penelitian dan studi seputar fungsi Ivermectin untuk mengobati pasien Covid-19.
Dokter Ari juga menyampaikan bahwa Ivermectin memiliki beragam efek jangka panjang penggunaan.
Hal itu disampaikan dr. Ari dalam konferensi pers Penggunaan dan Pengawasan, Peredaran Ivermectin, Jumat (2/7/2021).
Ia menyebut, obat Ivermectin saat ini sudah tergolong langka dan sulit dicari.
"Kalaupun ada, menjualnya (dijual) dengan harga yang tinggi," kata dr. Ari.
Dokter Ari menjelaskan, dalam studi-studi yang telah dilakukan, Ivermectin digunakan kepada pasien Covid-19 sebagai obat untuk mencegah bukan menyembuhkan.
Kemudian, ia menyampaikan efek ringan jangka panjang dari penggunaan Ivermectin adalah diare, rasa kantuk, hingga mual muntah.
Lalu pada pasien yang memiliki kondisi tertentu seperti gangguan liver, Ivermectin memiliki dampak parah untuk penggunaan jangka panjang.
"Bisa terjadi perburukan fungsi hati," kata dr. Ari.
"Sejatinya obat ini kerjanya lokal, untuk membunuh larva dan cacing yang ada di rongga usus," pungkasnya.
(TribunWow.com/Anung)
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Anggap Pemerintah Hamburkan Uang, dr Tirta Sindir Aksi Sia-sia Semprot Disinfektan ke Jalan.