Menuju Herd Immunity

Vaksinasi Tahap Pertama di RS Ernaldi Bahar, ODGJ Vaksin Didampingi Keluarga, Ada Pemeriksaan Mental

Rumah Sakit jiwa Ernaldi Bahar Palembang menggelar vaksinasi tahap pertama bagi ODGJ. Di

TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI
Seorang pasien ODGJ di RS Ernaldi Bahar Palembang usai saat mengikuti vaksinasi tahap pertama bagi pasien ODGJ yang digelar, Selasa (13/7/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Rumah Sakit jiwa Ernaldi Bahar Palembang menggelar vaksinasi tahap pertama bagi Orang Dengan Gangguan Kejiwaan (ODGJ), Selasa (13/7/2021).

Salah seorang yang menjalani vaksinasi yakni A, pasien rawat inap di rumah sakit Ernaldi Bahar.

A yang masih remaja tampak begitu antusias saat menjalani tahapan ini.

Bahkan sebelum divaksin, ia sempat melempar senyum ke arah kamera wartawan seraya menunjukkan jarinya berpose simbol cinta ala Korea.

"Iya, siap," kata A menjawab pertanyaan petugas kesehatan yang akan menyuntikkan vaksin kepadanya.

Tak hanya A, ada juga D (32) pasien rawat inap di rumah sakit Ernaldi Bahar yang menjalani vaksinasi tahap pertama.

Apriadi (32) suami A sangat menyambut baik adanya program vaksinasi bagi para ODGJ.

"Baguslah ada program ini. Jadinya keluarga kita sudah divaksin semua. InsyaAllah mudah-mudahan semuanya sehat," kata warga Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir tersebut.

Sementara itu, Direktur RS Ernaldi Bahar, dr Yumidiansi F MKes mengatakan, vaksinasi tahap pertama ini, baru diikuti oleh pasien rawat inap.

Dari total 74 pasien, hanya 60 orang yang memenuhi kriteria untuk disuntik vaksin.

"Tapi tidak menutup kemungkinan, nantinya program vaksinasi ini bisa diikuti oleh pasien rawat jalan, termasuk ODGJ yang bukan pasien di sini. Namun dengan syarat, kondisinya memungkinkan untuk divaksin serta harus ada pihak yang bersedia sebagai penanggung jawab dari pasien tersebut," ujarnya saat ditemui disela kegiatan vaksinasi.

Sebelum melakukan vaksinasi, petugas Rumah Sakit Ernaldi Bahar terlebih dahulu meminta persetujuan kepada keluarga pasien.

Mereka mendapat bekal berupa manfaat dan kemungkinan efek samping yang bisa saja terjadi.

"Vaksinasi ini diberikan dengan atas seizin dari pihak keluarga. Pilihan ada di keluarga, apakah menerima atau tidak. Tapi sejauh ini Alhamdulillah pihak keluarga berkenan karena ini adalah ikhtiar kita bersama dalam virus covid-19," ujarnya

Dari pantauan di lapangan, prosedur vaksinasi bagi pasien ODGJ hampir sama dengan masyarakat pada umumnya.

Mulai dari pendataan, screening kesehatan hingga vaksin yang diberikan juga sama.

Hanya saja ada penambahan prosedur berupa pemeriksaan mental bagi pasien yang akan menjalani suntik vaksin.

"Kegiatan ini adalah program pemerintah dan kita siap menyukseskannya," ujar dia.

Yumidiansi menjelaskan, hingga saat ini Rumah sakit Ernaldi Bahar sudah menangani puluhan ODGJ yang positif terjangkit covid-19.

Meski tak menyebutkan secara pasti berapa jumlahnya, namun ia memastikan seluruh pasien tersebut sudah mendapat penanganan maksimal.

"Jadi selain mengobati jiwanya, kita juga bantu mengobati covid-nya," ujar dia.

Baca juga: Anggota Keluarga Bergejala Covid, Langkah Pertama Jangan Panik, Hubungi Call Center 24 Jam Berikut

Protokol kesehatan juga diberlakukan dalam mekanisme perawatan pasien termasuk bagi yang menjalani rawat jalan.

Saat datang, pasien akan menjalani screening terutama bagi pasien yang memiliki keluhan bergejala seperti batuk atau flu.

Bila mengalami keluhan tersebut, pasien diwajibkan menjalani pemeriksaan antigen yang apabila hasilnya reaktif, maka akan ditempatkan di suatu ruang khusus.

"Setelah masuk khusus tersebut, pasien akan menjalani pemeriksaan PCR. Dan apabila hasilnya positif, maka akan dilakukan perawatan untuk membantu menyembuhkan covid-nya," ujar dia.

"Dan saat ini kita memiliki 10 10 tempat tidur, ditambah kamar 3 dan rencananya akan kami tambah 20 lagi sesuai permintaan Dinkes Kota dan Provinsi. Semoga rencana itu cepat terealisasikan," katanya menambahkan.

Apa itu Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok?

Menurut WHO, ‘ Kekebalan kelompok’ (herd immunity), yang juga dikenal sebagai ‘kekebalan populasi’, adalah konsep yang digunakan untuk imunisasi, di mana suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu jika suatu ambang cakupan imunisasi tertentu tercapai.

Kekebalan kelompok tercapai dengan cara melindungi orang dari virus, bukan dengan cara memaparkan orang terhadap virus tersebut.

Vaksin melatih sistem imun kita untuk menciptakan protein yang dapat melawan penyakit, yang disebut ‘antibodi’, seperti jika kita terpapar pada suatu penyakit, tetapi perbedaan pentingnya adalah bahwa vaksin bekerja tanpa membuat kita sakit. Orang yang telah diimunisasi terlindung dari penyakit yang bersangkutan dan tidak dapat menyebarkannya, sehingga memutus rantai penularan.
Dalam konsep kekebalan kelompok, antibody besar penduduk diimunisasi, sehingga menurunkan jumlah keseluruhan virus yang dapat menyebar ke seluruh populasi. Alhasil, tidak semua orang perlu diimunisasi agar terlindungi. Hal ini membantu memastikan bahwa kelompok-kelompok rentan yang tidak dapat diimunisasi tetap aman.

Persentase orang yang perlu memiliki ntibody untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap suatu penyakit berbeda-beda dari satu penyakit ke penyakit lain. Sebagai contoh, untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap campak, sekitar 95% populasi harus diimunisasi. 5% penduduk lain akan terlindungi karena campak tidak akan menyebar di antara orang-orang yang diimunisasi. Untuk polio, ambangnya adalah sekitar 80%.

Ikuti Kami di Google Klik

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved