Berita Palembang

Kisah Bos Perumahaan Syamsu Rusman, Sempat Diopname Karena Virus Covid-19

Syamsu Rusman, Owner PT Samsafa Alfa perumahan Bumi Nusa Cendana ini berhasil melawan virus Covid-19 selama hampir satu minggu.

TRIBUNSUMSEL.COM/ARIEF
Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Sumsel, Samsu Rusman menceritakan perjuangan melawan Covid-19 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG,--Memiliki usaha perumahan yang berada di sejumlah wilayah di tanah air, menjadikan Syamsu Rusman (66) memiliki mobilitas yang tinggi dalam perjalanan memantau langsung bisnisnya tersebut.

Dengan usia yang tidak muda lagi, Owner PT Samsafa Alfa perumahan Bumi Nusa Cendana ini berhasil melawan virus Covid-19, setelah hampir satu minggu bergelut melawan virus pada akhir tahun 2020 lalu.

Selama pandemi, Syamsu mengaku tak terhitung lagi ia berpergian keluar rumah melakukan perjalanan dari kota satu ke kota lainnya, termasuk bertemu mitranya. 

Syamsu diduga terpapar Covid-19, karena mobilitasnya yang tinggi dan bertemu sejumlah orang dalam beberapa kesempatan.

Ia sendiri mengetahui ada gejala tersebut, selepas dari aktivitasnya yang tinggi di pulau Jawa, dan saat berada di provinsi Lampung ia mulai merasakan hal yang tak biasa, dengan gejala hilang nafsu makan hingga tenggorokannya mulai gatal dan batuk.

Syamsu sendiri harus menempuh perjalanan berjam- jam melalui jalur darat dari Lampung, untuk bisa dirawat di salah satu Rumah Sakit di Palembang, dan harus diopname sekitar 6 hari setelah dari hasil pemeriksaan positif covid-19.

"Selama seminggu, saya sebelum dirawat merasa ada gejala, badan demam meriang, batuk, leher panas, dan kepala berat, itu masih berkegiatan terus mulai dari kegiatan Bogor, di Jakarta terkait pekerjaan di bulan November dan sudah terasa beberapa hari dan akhirnya harus diopname di Rumah Sakit karena ngedrop kondisi badan. Tapi sebelumnya dalam perjalanan aku konsultasi online dengan dokter dan diberi obat antiseptik dan panadol," ujarnya.

Diakui Syamsu, begitu kena (positif) seharusnya betuk- betul melaksanakan istirahat total dan jangan stress, karena hal itu bisa mengganggu imunitas tubuh. Selain itu tetap dengan asupan vitamin, berserah diri, dan jangan takut terhadap covid-19.

"Kita harus melawan dan optimis, jangan berpikiran orang lain meninggal karena Covid," jelasnya.

Dijelaskan Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (DPD Apersi) Sumsel ini, karena nafsu makannya hilang menjadikan dirinya terjadi infeksi. Sehingga saat dirawat diberi antibodi, antiseptik dan vitamin untuk daya tahan tubuh.

Di sisi lain, dengan usia yang bisa dikatakan tua, ia memiliki penyakit bawaan lain, sehingga kondisinya menjadi semakin parah. Ia pun sempat dirawat selama 6 hari hingga pemulian dan dinyatakan negatif.

"Penyakit bawaan ada secara usia sudah uzur, mulai dari gula darah, kolestrol dan sebagainya. Tapi yang penting, asupan kita harus cukup, jangan stres dan pasrah kepada Allah, serta istirahat yang cukup," tandasnya.

Selama masa kritis hari kedua diopname di rumah sakit, Syamsu mengaku sudah berhalusinasi hal- hal yang tidak- tidak. 

"Saat kritis itu, aku sudah ikhlas dan pasrah kepada Allah, dimana badan keringatan dan jika mata dipejamkan rasanya sudah kelihatan antara neraka dan surga dan orang tua saya yang sudah meninggal, ini terjadi berulang kalau aku mau mejamkan mata, bukan tidur.

Disitukah saya bentangkan sajadah untuk sholat dan berdoa berserah diri kepada Allah, kalau dipanggil saya ikhlas. Namun, setelah sekitar 9 jam setelah sholat subuh aku baru tidur, dan pada jam 9 pagi baru enak badan dan ada nafsu makan kembali," ceritanya

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved