Berita Palembang

Kadisdik Sumsel Riza Pahlevi Tanggapi 21 Siswa SMAN di OI Tak Naik Kelas

Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Riza Pahlevi menanggapi 21 siswa kelas XI SMAN 1 Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumsel

TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Riza Fahlevi menanggapi 21 siswa kelas XI SMAN 1 Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan (Sumsel) tidak naik kelas.  

"Saat penerimaan rapor pada akhir bulan Juni, anak saya tidak naik kelas. Setahu saya kan tidak boleh tidak naik kelas," kata Bakhtiar saat menyambangi kantor PWI Ogan Ilir di Indralaya, Selasa (6/7/2021) lalu.

Setelah berdiskusi dengan wali siswa yang lainnya, Bakhtiar pun sepakat melapor ke sejumlah lembaga maupun instansi.

Diantaranya ke Dinas Pendidikan (Disdik) Sumatera Selatan, Ombudsman, bahkan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Selatan.

"Dari Ombudsman, belum bisa menindaklanjuti karena tidak mau melangkahi Disdik Sumsel," ujar Bakhtiar.

Bakhtiar dan wali siswa lainnya bukan tak berupaya meminta penjelasan dari pihak SMAN 1 Indralaya Selatan.

Namun jawaban pihak sekolah, kata Bakhtiar, karena anak-anak yang tidak naik kelas tersebut melakukan sejumlah kesalahan, diantaranya tidak ikut kegiatan belajar daring.

"Kami juga sudah minta dimediasi melalui dewan guru, tapi tidak ada yang sanggup," ungkap Bakhtiar.

Padahal menurut pria 57 tahun ini, ia yakin putranya bernama Karisma Arkabaya (17 tahun) itu selalu mengikuti kegiatan belajar daring.

"Padahal saya tahu anak saya ikut kegiatan belajar daring. Sekolah juga tidak kasih tahu kalau memang benar anak saya tidak ikut (belajar) daring, tiba-tiba langsung dinyatakan tidak naik kelas," beber Bakhtiar.

"Anak saya tidak bodoh-bodoh amat. Ini semua karena jebakan (belajar) daring," imbuhnya dengan nada kesal.

Kepala SMAN 1 Indralaya Selatan, Ismail Mayuza sebelumnya telah panjang-lebar mengirimkan surat jawaban kepada wartawan.

"Sekarang ini kita sudah kehilangan keberkahan pendidikan. Apa sebab? Saya mencatat ada banyak hal," ungkap Ismail melalui rilis yang diterima wartawan.

Beberapa poin yang menjadi pertimbangan tidak naik kelas tersebut diantaranya banyaknya orang tua yang meremehkan, melecehkan, dan memusuhi guru anaknya. 

"Contoh meremehkan, ketika diundang rapat atau mengambil rapor, tidak sampai separuh yang hadir," ujar Ismail.

Baca juga: Polsek Pemulutan Kampanyekan Anti Narkoba Launching Desa Bersinar di Desa Pipa Putih Ogan Ilir

Kemudian banyaknya siswa yang tidak patuh bahkan melawan serta kurang ajar terhadap gurunya. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved