KMP Yunicee Tenggelam di Gilimanuk
Tangis Ibu Korban KMP Yunicee Tenggelam, Ariana Sempat Ciumi Pipi hingga Ungkap Pesan Terakhir
Ariana gadis asal Banyuwangi jadi korban tewas KMP Yunicee yang tenggelam di Perairan Gilimanuk. Ia sempat titip pesan ke ibunya
TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUWANGI -- Ariana Niken Permatasari, gadis usia 23 tahun asal Banyuwangi, Jawa Timur, jadi salah satu korban KMP Yunicee tenggelam di perairan Gilimanuk, Selasa malam (29/6/2021).
Suasana duka menyelimuti rumah duka di Desa Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (30/6/2021).
Isak tangis terdengar dari keluarga Ariana saat Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mendatangi rumah duka.
"Atas nama pemerintah daerah, kami mengucapkan duka yang mendalam atas musibah ini. Kami berdoa agar korban yang telah berpulang mendapat tempat termulia di sisi Allah SWT," ungkap Ipuk.
Kehadiran Ipuk disambut tangis haru Istiana, ibunda dan Hariyanto, bapak korban.
Kepergian putri sulung Hariyanto dan Istiana secara mendadak menjadi pukulan yang teramat berat bagi orang tuanya.
"Dia selesai mengantarkan saya lomba paduan suara PKK. Tak seperti biasanya, dia mencium saya beberapa kali sambil memberi semangat," cerita Istiana kepada Ipuk.
"Ada apa kok tiba-tiba gini?" lanjut Istiana bercerita.
"Tidak apa-apa, Bu. Aku sayang ibu, ayah dan adik-adik. Rawat mereka ya, Bu," ungkap Istiana menirukan jawaban gadis berusia 23 tahun itu.
Selama hidupnya, Niken dikenal sebagai pribadi yang baik.
Selain berbakti kepada kedua orangtuanya, ia juga mendedikasikan penghasilannya bekerja untuk membantu adik-adiknya yang masih bersekolah.
Beberapa hari sebelumnya, ia sempat mengutarakan keinginannya untuk berkurban.

"Dia ingin gajinya besok untuk bantu diberikan adiknya dan kurban (Idul Adha)," kenang ibunya.
Niken merupakan karyawan yang teladan. Ia sudah bekerja selama 6 tahun sebagai penjaga tiket di Pelabuhan Gilimanuk.
Pada hari Selasa malam, ia hendak menuju tempat kerjanya. Saat itu, ia mendapat giliran bekerja malam bersama enam orang kawannya.