Before and After Rumah Pasutri Miskin di Pemulutan, Disulap Polres OI Bak Homestay

Polres Ogan Ilir merampungkan pembangunan rumah layak huni bagi pasangan suami istri (pasutri) miskin di Desa Teluk Kecapi

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Prawira Maulana
AGUNG
Rumah sebelum dibedah. 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Polres Ogan Ilir merampungkan pembangunan rumah layak huni bagi pasangan suami istri (pasutri) miskin di Desa Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan.

Pasutri bernama Sulaiman (65 tahun) dan Nuryati (60 tahun) tinggal di sebuah gubuk terbuat dari daun nipah selama tujuh tahun.

Bahkan pasutri ini terpaksa tinggal dengan ayam ternak karena ketidaklayakan rumah mereka.

Kini, rumah Sulaiman dan Nuryati telah selesai dibangun dan kondisinya jauh lebih layak dibandingkan sebelumnya.

Rumah sebelum dibedah.
Rumah sebelum dibedah. (AGUNG)

"Alhamdulillah, sudah (selesai) 100 persen," kata Kapolres Ogan Ilir, AKBP Yusan Sandhy kepada TribunSumsel.com, Sabtu (26/6/2021).

Yusantiyo juga membagikan dokumentasi rumah yang dibangun berjarak 50 meter dari kediaman pasutri itu sebelumnya.

Dalam melaksanakan program bedah rumah atau tepatnya mengganti rumah lama yang sudah reot tersebut, Polres Ogan Ilir memilih rumah kayu bongkar pasang asal Tanjung Batu.

Rumah kayu ini kualitasnya tak diragukan lagi karena sudah mencapai pasar nasional maupun internasional.

Rumah Sulaiman dan Nuryati yang sebelumnya hanya berukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter.

Kini menjadi lebih luas dengan panjang 8 meter dan lebar 6 meter.

Polres Ogan Ilir merampungkan pembangunan rumah layak huni bagi pasangan suami istri (pasutri) miskin di Desa Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan.
Polres Ogan Ilir merampungkan pembangunan rumah layak huni bagi pasangan suami istri (pasutri) miskin di Desa Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan. (AGUNG DWIPAYANA)

Atap bangunan yang mirip homestay ini juga dipasang genteng metal sehingga tak perlu khawatir kepanasan dan kehujanan.

Dengan luas rumah yang lebih dibanding sebelumnya, ruangan di tempat tinggal Sulaiman-Nuryati menjadi tertata sehingga pakaian dan peralatan masak dapat diletakkan seusai tempatnya.

Kamar mandi juga dibangun agar pasutri ini tak perlu melakukan kegiatan mandi cuci kakus (MCK) ke sungai atau menumpang di rumah warga.

Bukan hanya layak, eksterior rumah baru Sulaiman-Nuryati terdapat ukiran-ukiran kayu yang menghiasi dinding dan pagar teras rumah tersebut.

"Bantuan pembangunan rumah ini selain bentuk kepedulian Polri, juga dalam rangka menyambut HUT Bhayangkara ke-75," ungkap Yusantiyo.

Ia berharap bantuan ini dapat meringankan beban pasutri yang viral di media sosial, beberapa waktu belakangan ini. 

"Semoga bantuan ini bermanfaat dan menjadi motivasi Bapak Sulaiman dan Ibu Nuryati, semangat dalam beribadah, mencari nafkah," ucap Yusantiyo.

Sebelumnya, bantuan untuk pasangan Sulaiman dan Nuryati juga datang dari berbagai pihak.

Diantaranya Ikatan Alumni Ponpes Raudhatul Ulum Sakatiga, Polsek Pemulutan dan Pemkab Ogan Ilir.

Pemkab Ogan Ilir bekerjasama melalui Dinas Sosial, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, bekerjasama dengan BAZNAS, memberikan bantuan berupa sembako, perlengkapan tidur dan uang tunai.

Melalui Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ogan Ilir, persoalan data kependudukan Sulaiman dan Nuryati yang selama ini jadi masalah, langsung dibereskan sehingga mempermudah dalam urusan birokrasi.

"Dengan pembaharuan data kependudukan ini, Bapak Sulaiman dan Ibu Nuryati ke depannya akan lebih mudah menerima bantuan sosial dari pemerintah," kata Ketua TP PKK Ogan Ilir, Siti Khadijah Mikhailia Khairunisa Alamsjah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved