HUT Kota Palembang
Hari Ini Kota Palembang Berusia 1338 Tahun, Wakil Rakyat Kritisi Disiplin ASN hingga Air Bersih
Kalau saya lihat sejak adanya Covid-19 ini pembangunan berkurang, karena aku melihatnya anggaran dan kegiatan banyak dikurangi,
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sejumlah wakil rakyat di DPRD Kota Palembang sendiri menyikapi beragam pembangunan yang ada di kota Palembang, dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Mengingat kota Palembang pada 17 Juni, genap berusia 1338 tahun.
Menurut Ketua Fraksi Demokrat DPRD Palembang Aldestar, meski pembangunan di Palembang sebelum adanya Covid-19 menggeliat, namun masih kurang maksimal.
"Kalau saya lihat sejak adanya Covid-19 ini pembangunan berkurang, karena aku melihatnya anggaran dan kegiatan banyak dikurangi, padahal APBD Palembang mayoritas bersumber dari pajak," kata Aldestar, Rabu (16/6/2021).
Dijelaskan anggota komisi I DPRD Palembang ini, ia tak memungkiri pembangunan ibu kota Provinsi Sumsel selama ini banyak dibantu dari APBD Sumsel dan APBN.
"Jadi, selama ini pembangunan bagus seperti saat ini restoraai Sungai Sekanak Lambidaro yang masuk program pusat. Tapi, pembangunan selama ini kalau aku lihat masih banyak kurang, dimana anggaran 2020 kegiatan banyak dikurangi, tapi sebelum covid-19 berguyur ada program karena anggarannya ada," tandasnya, seraya berharap nanti perekonomian Palembang segera membaik.
Hal senada diungkapkan ketua fraksi PKB DPRD Palembang Sutami Ismail, jika kondisi Palembang saat ini sudah cukup baik, seperti jalan- jalan yang ada sudah hampir mulus dan baik.
"Tapi, yang perlu diperbaiki intergitas ASN nya, yang selama ini tak dipungkiri kurang disiplin. Karena banyak oknum yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, tanpa mengedepankan moralitas," bebernya.
Selain itu, pelayanan BUMD khususnya PDAM Tirta Musi Palembang dengan keterbatasan yang ada, menjadikan masyarakat kadang dirugikan.
"Kendala dalam pelayanan di daerah yang berkembang harus jadi bahan evaluasi untuk lebih baik. Jadi, kedepan sayangilah Palembang lebih baik, karena Palembang icon Sumsel dan pembangunan harus merata," ungkap Ketua DPC PKB kota Palembang ini.
Sementara anggota fraksi PKS DPRD Kota Palembang M Ridwan menyatakan, jika melihat kondisi sekarang, bisa dikatakan anggaran sedang difisit dari faktor dari pandemi Covid-19, sehingga banyak program- program pembangunan terhambat, namun harusnya pemerintah mencari solusi untuk bisa mengatasinya.
"Bagi saya, selalu wakil rakyat potensi- potensi PAD itu bisa digenjot lebih besar. Sebenarnya sudah menggeliat perekonomian ini tinggal bagaimana prosedur prokes 3M (memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dengan sabun) itu dilaksanakan untuk teyap membangkitkan perekonomian tanpa penyebaran covid-19 di Palembang," tuturnya.
Hal lainnya, ditambahkan mantan ketua DPD PKS kota Palembang ini, sebagai kota tua di Sumsel, Palembang harusnya konsentrasi pada wisatanya yang berkaitan dengan kebudayaan lokal. Mengingat sejarah Palembang tidak terlepaa dari kerajaan Sriwijaya maupun Kesultanan SMB II.
"Kalau mau konteks visi misi Palembang Darussalam, maka berkolaborasi dengan Kesultanan karena Darussalam itu kultur kata yang digunakan pada masa Kesultanan SMB II, sehingga orang datang ke Palembang itu tertarik dengan budaya- budaya lokal yang kita bangkitan," capnya.
Ini diakui Ridwan, seperti yang terjadi di negera Turki Khilafah Turki Utsnami itu jadi wisata, bagaimana dibuat pendatanf ingin tahu. Tapi kalau budaya tidak dilestarikan dan tidak jadi objek wisata, apa yang menarik di kota Palembang.
"Saya rasa, jjembatan Ampera tidak menarik lagi dimana jika penataan mahal service tapi kalau ada kemauan bisa saja karena sudah maju teknologi saat ini," paparnya seraya Palembang banyak destinasi yang menarik lainnya seperti Benteng Kuto Besak, Pulao Kemarau, dan sebagainya.