Pasar Ikan Modern Palembang Sepi, Sekda Ratu Dewa Akan Evaluasi, Panggil Patralog Pengelola

Ia mengatakan hampir empat bulan berada di sini memang keberadaan pasar ikan hias modern ini belum banyak dikenal.

"Dikatakan ramai juga tidak, sepi ya juga tidak karena pengunjung yang datang ke sini berguyur. Namun memang kebanyakan lebih banyak ke ikan hias dari pada ikan segar yang dijual untul konsumsi," jelas dia.

Bahkan, kata Erwin para pedagang ikan segar itu pun banyak yang telah menutup lapaknya sehingga yang tersisa hanya beberapa orang saja.

"Kalau pasar ikan segarnya banyak yang kosong dan kalau ikan hias sejauh ini masih berguyur alias lumayan," ungkap dia.

Pria yang sudah sejak tahun 2017 ini beralih profesi menjual ikan hias yakni ikan cupang mengaku dalam sehari ia mendapatkan uang sebesar Rp 300 sampai Rp 400 ribu di pasar ikan hias ini.

"Kalau hari libur biasanya akan ramai bisa dapat Rp 500ribuan tapi ini lumayan lah karena saya juga tetap jual secara online juga jadi penghasilan tidak mengharapkan dari sini saja," tegas dia.

Ia mengaku saat ini tren ikan cupang masih menjadi habbit baru bagi para pecinta ikan dan masyarakat kota Palembang ditengah pandemi.

"Yang datang kesini juga memang ya para pecinta ikan yang beli untuk koleksi dan juga ada yang untuk turnamen atau ikut lomba," bebernya.

Ia mengaku pasar ikan dengan gedung megah ini memang seperti tampak tak teurus.

"Kalau pengelolanya tak ada disini, hanya ada penjaga saja sekuriti itu pun hanya beberapa orang," jelas dia.

Karena itu, ia berharap pasar ikan modern ini dapat berkembang juga lebih baik lagi.

"Terutama pemerintah harus bisa mempromosikan pasar ikan modern dan pasar ikan hias modern ini ke khalayak ramai dan juga harus ada inovasi digedung megah ini. Seperti lantai dua katanya mau dibuat kafe atau semacam foodcourt tapi sampai sekarang belum ada, masih sepi seperti ini," ungkap dia.

Ikuti Kami di Google Klik