Berita Pagaralam

Sinyal Provider Hilang, Siswa 2 Desa di Pagaralam Belajar Dipondok Daring

Anak sekolah asal Desa Tanjung Taring dan Tanjung Keling Kota Pagaralam terpaksa belajar di Pondok Daring yang ada

SRIPOKU/WAWAN
Sejumlah siswa sekolah yang sedang belajar di Pondok Daring Desa Tanjung Taring Kecamatan Dempo Utara. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM - Para siswa sekolah yang menjadi warga Desa Tanjung Taring dan Tanjung Keling kembali belajar di Pondok Daring yang dibangun dari hasil swadaya sejumlah masyarakat Pagaralam.

Pondok daring yang dibangun ditepi desa tersebut kembali dipadati siswa.

Hal ini disebabkan sinyal Provider didua desa tersebut beberapa minggu terakhir ini kembali hilang setelah sempat ada sejak didirikan pemancar oleh Pemkot Pagaralam beberapa bulan lalu. 

Namun sejak beberapa minggu ini sinyal dari pemancar tersebut hilang dan membuat warga dan siswa tidak bisa belajar secara daring lagi.

Baca juga: Imbas Objek Wisata di Pagaralam Ditutup Mendadak, Banyak Pedagang Mengaku Merugi

Diketahui bahwa Desa Tersebut berjarak kurang lebih sekitar puluhan kilometer dari ibu Kota Pagaralam dan menjadi salah satu desa terjauh dari ibukota Pagaralam.

Namun meski berada di daerah yang jauh dari perkotaan, semangat para siswa patut diapresiasi.

Demi mengikuti kelas online mereka harus bertaruh nyawa dengan belajar di tepi dusun karena hanya dilokasi tersebut ada sinyal.

Selain tempat yang sangat terbatas, mereka juga harus belajar bersama dikarenakan sejumlah siswa tidak memiliki ponsel atau perangkat pintar untuk mengikuti pelajaran.

Ketua RT 07 RW 02 Desa Tanjung Taring Endang mengatakan, bahwa murid sekolah sudah lama belajar di pondok Daring seperti itu semenjak sekolah mereka ditutup sementara akibat Covid-19.

"Mereka terpaksa belajar bersama dilokasi tersebut lantaran beberapa siswa tidak memiliki ponsel/perangkat pintar untuk mengikuti pelajaran," ujarnya.

Meski lokasinya berada jauh dari permukiman anak-anak sudah terbiasa dan tidak takut.

Baca juga: Pasca Lebaran Harga Sayur di Pagaralam Anjlok, Cabai Merah Rp 12 Ribu per Kg

Mereka memilih lokasi itu karena titik tersebut terdapat jaringan seluler yang sulit ditemukan di tempat lain. 

"Kami berharap agar wabah ini segera hilang supaya anak-anak kembali melakukan aktivitas belajar mengajar di sekolah," harapnya.

Tahun kemarin sudah ada upaya dari pihak Provider membangun tiang sinyal, namun beberapa minggu terakhir sinyal pun hilang yang belum di ketahui penyebabnya.

"Akibatnya semua siswa kembali belajar di Pondok tersebut. Kami berharap akan ada pembangunan tower permanen agar kami bisa merasakan sinyal dan tidak hilang-hilang," katanya

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved