Idul Fitri 1442 H
Melihat Menu Lebaran di Rumah Gubernur Sumsel Herman Deru, Pempek hingga Kambing Guling
Kami ikutan Bapak, kalau Lebaran yang nggak boleh tinggal adalah lontong dengan kuah kental dan sambal hati.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru merayakan Lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah di kediaman pribadinya yang ada di Jalan Taman Kenten.
Meskipun tak mengelar open house, namun Gubernur Sumsel menyediakan beragam menu makanan untuk keluarga terdekatnya.
Berbagai menu makanan tersedia seperti kambing guling, opor ayam, rendang, sambal hati, lontong, sushi, ramen, pempek, beragam buah-buahan, beragam kue tar dan lain-lain.
"Kami ikutan Bapak, kalau Lebaran yang nggak boleh tinggal adalah lontong dengan kuah kental dan sambal hati," kata Febrita Lustia Herman Deru yang merupakan istri Gubernur Sumsel, Kamis (13/5/2021).
Lebih lanjut ia mengatakan, harapannya di Idul Fitri 1442 H ini,
agar kondisi semakin membaik. Baik kesehatan, ekonomi dan aktifitas sosial lainnya.
Sementara itu keluarga Gubernur yang hadir mengambil makanan sendiri, dan duduk pada tempat yang disediakan. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes)
Nuansa sejuk dan asri sangat terasa dikediaman pribadi Gubernur Sumsel, ada pepohonan, kolam renang dan tanaman hidroponik.
Salat Id di Kediaman Pribadi
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru melaksanakan Salat Idul Fitri di rumah pribadinya di Jalan Taman Kenten, Kota Palembang, Kamis (13/5/2021).
Herman Deru salat bersama dengan sang istri, anak, menantu beserta cucu.
"Saya berterima kasih masyarakat memproteksi diri masing-masing dengan cara salat di rumah dan tidak membuat kerumunan massa," ujarnya sebelum Salat Ied, Kamis (13/5/2021).
Dia mengatakan, tidak melakukan open house seperti lebaran Idul Fitri beberapa tahun sebelumnya. Silaturahmi keluarga dilakukan secara virtual.
"Untuk open house cukup keluarga terdekat. Manfaatkan teknologi karena silaturahmi bisa dikakukan virtual," katanya.
Dia berharap salat ied merupakan salat yang digelar secara terbatas untuk terakhir kalinya.
"Semoga segera terjadi pemulihan dan masyarakat bisa terbebas dari berbagai wabah dan penyakit," harapnya.
Menurut dia, saat ini masyarakat Sumsel, terutama umat Islam harus terus bersyukur yang diungkapkan dalam tindakan dan perkataan sebab tengah diberikan cobaan dan ujian di masa pandemi.
"Kita menyadari akan arti pentingnya kebebasan dengan protokol kesehatan dari WHO dan negara. Ini juga membuat kita sadar kebebasan beraktivitas," ujar dia.
Selain itu, di masa pagebluk ini masyarakat juga beruntung karena ingat betapa berharganya sehat ketika sakit, saat tidak mampu menjadi mampu, melakukan hal yang bisa dilakukan baik sebagai pemimpin atau dalam kapasitas sebagai ulama dan umat yang memiliki tugas berbeda.
"Pada 1 Syawal ini Tuhan sayang pada kita karena diberikan kesehatan dan kesempatan hidup. Apalagi, ada lebih dari tiga juta kematian di dunia akibat Covid-19," katanya lagi.
Tak hanya itu, saat ini juga harus dijadikan sebagai kesempatan untuk memperbaiki keimanan. Terlebih, aturan di masa pandemi terkadang membuat bingung tetapi tetap harus dimaknai untuk perlindungan.
"Jangan berburuk sangka. Ini upaya negara lindungi warga negara dan pemimpin lindungi rakyat. Ini juga ujian kesabaran. Sebagai warga negara harus taat pemimpin, samina wa atona," jelas Deru.
Sementara, Imam salat dan khatib Kepala Kantor Kementerian Agama Sumsel, Mukhlisuddin, mengatakan, umat Islam untuk memperbanyak istighfar dan bersabar menghadapi ujian di masa pandemi Covid-19.
"Mari kita mendoakan agar Covid-19 segera berakhir," kata Mukhlisuddin.
Baca juga: Bupati OKU Timur Enos Tunaikan Ibadah Salat Id di Musala Pribadi, Beri Contoh Bagi Masyarakat
Baca juga: Walikota Palembang Harnojoyo Jadi Imam Salat Idul Fitri 1442 H di Rumah Pribadi, Ini Harapannya