Idul Fitri 2021
Pengertian Hilal Secara Etimologis dan Tafsir Al Quran, Istilah Populer di Awal dan Akhir Ramadhan
Hilal sering terjadi perbedaan penanggalan antara Muhammdiyah dan Pemerintah penentuan Ramadhan maupuan Hari Idul Fitri.
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Istilah hilal memang sangat populer menjelang datang dan berakhirnya bulan Ramadhan.
Istilah ini tentu tidak asing bagi masyarakat khususnya umat muslim di Indonesia.
Hilal sering terjadi perbedaan penanggalan antara Muhammdiyah dan Pemerintah penentuan Ramadhan maupuan Hari Idul Fitri.
Baca juga: Pengertian Zakat, Lengkap dengan Besaran Zakat Fitrah yang Dikeluarkan, Niat dan Doa
Baca juga: Apa Arti Minal Aidin Wal Faizin? Tidak Terdapat Dalam Alquran, Ini Pengertian Bahasa Indonesia .
Baca juga: Pengertian Fidyah dan Cara Membayarnya yang Perlu Diketahui
Menjelang berakhirnya bulan Ramadhan, posisi Hilal sangat dicari oleh umat islam untuk menentukan masuknya 1 Syawal untuk merayakan Idul Fitri.
Walaupun populer di awal dan akhir bulan Ramadhan, namun, tahukah kamu pengertian dari Hilal? Jika belum paham simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Hilal
Secara etimologis, Hilal adalah kosa kata bahasa Arab yakni (هلال) yang memiliki arti Bulan Sabit, Bukan Muda, Bulan Baru.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring dan Cetak, Hilal merupakan bulan yang terbit pada tanggal satu bulan Kamariah.
Dikutip dari jurnal Memahami Makna Hilal Menurut Tasir Al-Qur'an dan Sains oleh Qomarus Zaman, hilal muncul sebagai penentu perbedaan waktu dan ketetapan alat waktu guna menentukan kapan terjadinya waktu beribadah kepada Allah.
Sedangkan hilal itu sendiri menurut Imam Syaukani memiliki makna yaitu sebuah nama bulan yang muncul di setiap awal bulan dan akhir bulan.
Menurut Imam Ashmu’i, hilal merupakan bulan sabit yang berbentuk mulai tipis sampai menjadi bulan yang sempurna alias purnama.
Selain itu, hilal juga disebut mulai dari bulan sabit sampai bulan tersebut bisa menerangi alam langit dengan cahayanya sendiri secara total.
Baca juga: Arti Kata Tadarus Adalah? Ini Pahala dan Keutamaan Tadarus Al Quran di Bulan Ramadhan
Baca juga: Apa Arti Wajib, Sunnah, Makruh, Mubah dan Haram dalam Agama Islam? Ini Pengertian Singkatnya
Dalam sebuah periwayatan diceritakan, bahwasannya Mu’adz bin Jabal dan Tsa’labah bin Ghanimah kedua-duanya berkata kepada Rasulullah:
“Ya Rasulullah, kami mengiyakan bahwasannya hilal itu sesungguhnya dimulai dari bulan yang sangat tipis sekali seperti benang dan muncul hanya beberapa menit saja."
"Kemudian dia akan sedikit demi sedikit membesar memenuhi sampai menjadi sama besarnya dengan bagian yang lainnya dan menjadi bulat keseluruhannya (Bulan purnama), kemudian akan kembali lagi seperti sediakala mengecil dan tipis seperti benang. Pergerakan pergantian bulan tidak akan terjadi hanya dengan satu kali keadaan.”
Dari banyak makna hilal menurut para mufasir dan fuqaha tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hilal adalah penampakan bulan muda (bulan sabit) setelah terjadi ijtimak yang terlihat pada awal bulan pada malam kesatu kedua dan ketiga yang diteriakan oleh orang yang melihatnya atau diberitahukan kepada orang yang tidak melihatnya sebagai pertanda awal bulan dimulai dalam sistem kalender.
Sementara itu, hilal menurut sains adalah tanda petunjuk atau penanda waktu dan merupakan satu kesatuan sistem waktu yang terdiri dari hari, bulan dan tahun.
Sistem seperti ini menjadi bentuk kalender (almanak, taqwim) yang dipergunakan secara mudah untuk kepentingan umat manusia dalam pelaksanaan ibadah puasa, haji, waktu shalat, penentuan masa iddah dan perjanjian mualamah lainnya.
Dalam pandangan astronomi modern seperti Danjon, hilal baru akan terlihat jika posisi bulan dalam jarak minimal 8 derajat disamping matahari (The moon’s crescent cauld rot be seen closer to the sun for elongation less that).
Pendapat ini pernah dikukuhkan oleh Muammer Dizer dalam Konferensi Islam Internasional di Istambul Turki tahun 1978.
Menurut penelitiannya yang telah diterima oleh para ahli astronomi internasional, bulan terlihat dengan posisinya dari jarak matahari (sudut azimutnya) 8 derajat dan posisi ketinggian diatas ufuk 5 derajat.
Dia menyatakan, sangat mustahil jika ada sebagian pendapat yang menyatakan posisi ketinggian bulan di bawah 5 derajat diatas ufuk bisa terlihat dengan mata.
Sedangkan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) membuat kriteria imkan al-rukyat, menyatakan bahwa ukuran posisi hilal dapat terlihat pada ketinggian 20 derajat.
Jarak elongasi sudut azimutnya 3 derajat dan jarak saat ijtimak dan waktu terbenam matahari 8 jam.
Kriteria MABIMS ini lebih rendah dari pada kriteria Istambul.
Kriteria yang terakhir ini digunakan Malaysia Singapura dan Brunei, sedangkan lndonesia masih belum ada perbedaan dan belum ada kesepakatan tentang kriteria tersebut.