Ramadan 2021

Kumpulan Khutbah Jumat Terakhir Ramadan 1442 H/2021 Singkat, Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2021

Kumpulan Khutbah Jumat Akhir Ramadan 1442 H/2021 Singkat, Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2021

Penulis: Abu Hurairah | Editor: Abu Hurairah
Tribunsumsel.com
Kumpulan Khutbah Jumat Terakhir Ramadan 1442 H/2021 Singkat, Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2021 

Umat Muhammad diberi oleh Allah umur yang pendek, namun dalam pendeknya umur, Allah memberikan peluang lailatul qadar sehingga apabila lailatul qadar ini bisa digunakan dengan baik, hal tersebut lebih baik daripada seribu bulan atau 83 tahun lebih yang tidak malam lailatul qadarnya.

Maka, seumpama ada umat Muhammad mulai ia baligh sekitar umur 13 tahun, setiap tahun ia bisa menggunakan malam laitalul qadar dengan sebaik mungkin sedangkan umurnya sampai 63 tahun,

ia berarti telah menjalankan ibadah lebih baik dari 4.500 tahun yang tidak ada lailatul qadarnya. Betapa Allah sungguh memuliakan umat Muhammad dibandingkan umat yang lain.

Lailatul qadar tidak bisa dipastikan jatuhnya kapan. Bisa pada awal Ramadhan, tengah ataupun di bagian akhir Ramadhan.

Hal ini tidak dijelaskan secara pasti supaya kita mau menjaring terus menerus. Dengan begitu, selama Ramadhan kita berusaha memenuhinya dengan ibadah-ibadah.

Hanya saja, secara umum memang lailatul qadar itu banyak yang jatuh pada kisaran 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Rasulullah begitu tampak sikapnya bagaimana beliau memenuhi sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Di antaranya Rasulullah telah memberikan contoh kepada kita melalui hadits yang diriwayatkan oleh istrinya Aisyah radliyallahu anha:

كانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Artinya: “Nabi Muhammad ketika memasuki sepuluh hari terakhir mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari Muslim)

Pengertian “mengencangkan sarungnya”, sebagaimana disebutkan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam tafsirnya Fathul Bari, adalah Rasulullah SAW memisahkan diri dari istrinya, tidak menggauli istri beliau selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Rasulullah lebih fokus ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Hadits tersebut terkandung maksud bahwa cara Rasulullah menghidupkan malam lailatul qadar adalah dengan tidak menjadikan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tersebut sebagai momen bermals-malasan dan sarat tidur.

Orang tidur sama dengan mati, maka lawan katanya adalah menghidupkan. Rasulullah menghidupkan malam dengan terjaga, beribadah, tidak mengisinya dengan tidur.

Baca juga: Hari Pertama Larangan Mudik,Pos Penyekatan Desa Talang Bulang PALI Lengang, Sedia Rapid Tes Antigen

Baca juga: Berdalih Tak Diberi Nafkah Batin oleh Istri, Ayah Tiri Berusia 64 Tahun di Muaraenim Rudapaksa Anak

Selain itu, Baginda Nabi juga memperhatikan masalah ibadah keluarganya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved