Larangan Mudik 2021

Modus Sopir Travel Gelap di Masa Larangan Mudik, Pasang Tarif Rp1 Juta, Melintas Dini Hari

Para sopir menawarkan jasanya melalui media sosial dengan tarif perjalanan lebih tinggi dibanding harga normal seperti biasanya

Editor: Wawan Perdana
tribunsumsel.com/khoiril
Ilustrasi Travel Gelap di Bogor terjaring razia 

TRIBUNSUMSEL.COM, BOGOR-Delapan sopir travel gelap terjaring razia larangan mudik Satuan Lalu Lintas Polres Bogor.

Travel gelap ini membawa penumpang untuk mudik di wilayah pelintasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Mereka terjaring razia polisi pada pukul 02.00 dini hari.

Sopir itu dipulangkan dan mobil dikandangkan.

Sebab travel gelap tersebut memaksakan mengangkut penumpang pada periode penyekatan pra mudik tanpa menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Adapun kendaraan travel yang terjaring ini terdiri dari berbagai jenis mobil pribadi.

Kapolres Bogor AKBP Harun mengatakan, travel gelap ini terjaring razia di pos sekat kawasan Puncak Bogor.

Para sopir menawarkan jasanya melalui media sosial dengan tarif perjalanan lebih tinggi dibanding harga normal seperti biasanya.

Baca juga: Pemerintah Resmi Melarang ASN dan Keluarganya Mudik, Tapi Kemenpan RB Beri Pengecualian

Supaya masyarakat tertarik, menurut Harun, kondektur memberikan jaminan penjemputan dan dijanjikan sampai di kampung halaman.

"Ada 8 sopir pelanggar, mereka memberi tarifnya enggak normal dari Rp 500.000 sampai Rp 1 juta dengan tujuan Ciamis, Cilacap dan daerah lainnya," kata Harun saat konferensi pers di Mapolres Bogor, Cibinong, Rabu (5/5/2021).

Harun menyebut bahwa travel gelap ini juga tidak menerapkan protokol kesehatan bagi penumpang, dengan tidak menjaga jarak atau menumpukkan penumpang.

Para penumpang ini langsung dikembalikan ke rumahnya masing-masing di Depok.

Sementara travel gelap tersebut diberikan sanksi tilang hingga kendaraanya disita sementara.

"Rata-rata dari Depok, kemudian mereka cari alternatif lain begitu di Karawang dan mereka lanjut cari celah di wilayah Puncak Bogor biar bisa tembus, lolos," ucap Harun.

Lebih lanjut, Harun menyampaikan bahwa travel gelap ini ditangkap karena melanggar izin trayek yang tidak sesuai peruntukannya.

Terdapat dua travel yang menyalahgunakan trayek dengan ditandai plat kuning. Ada pula mobil plat hitam yang tidak memiliki izin untuk mengangkut penumpang secara berbayar atau sistem rental.

"Jadi jangan sekali-kali masuk ke Puncak Bogor, karena ada patroli di seluruh pos sekat selama 24 jam," kata Harun.

Sementara itu, Kepala Satlantas Polres Bogor Iptu Dicky Anggi Pranata mengatakan, sopir travel gelap tersebut terjaring pada malam hari sekitar pukul 02.00 WIB.

Para sopir travel ada yang sudah beroperasi sejak tahun lalu dan ada yang baru tahun ini. Sejauh ini, para sopir tersebut selalu beroperasi melalui jalur Puncak Bogor.

Menurut Dicky, mereka juga menawarkan jasanya melalui media sosial Facebook maupun dari pesan berantai WhatsApp.

"Sopir ini sudah melakukan aksinya 2 sampai 3 kali. Mereka menyebarkan layanan melalui facebook dan grup WA. Karena mereka sudah tahu jalur-jalurnya, makanya bisa dibilang bukan pertama kali," kata Dicky.

Para pengemudi travel gelap ini dijerat Pasal 308 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dengan ancaman hukuman pidana maksimal 2 bulan atau denda maksimal Rp 500.000. "Saat ini antisipasi semua sekat, titik layanan kita operasi, kita minimalisasi mudik, terutama yang lewat Bogor," kata Dicky.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Sopir Ditangkap di Puncak Bogor, Jadi Travel Gelap Bertarif Mahal"

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved