Sekarat Tanpa Obat dan Dokter, Kengerian Covid-19 Gelombang kedua di India, Mayat Tergeletak

Kasus virus corona meningkat di India, sistem perawatan kesehatan negara itu telah kelebihan beban. Pasokan tempat tidur, oksigen, dan tenaga medis te

Editor: Moch Krisna
(AFP PHOTO/PRAKASH SINGH)
Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) merawat pasien positif Covid-19 di dalam ruang pertemuan yang sementara diubah menjadi pusat perawatan covid di New Delhi pada 28/4/2021. 

Ketika menjadi sangat jelas bahwa pandemi belum selesai, fasilitas dengan 500 tempat tidur dibuka kembali pada 26 April, sehingga menimbulkan kekacauan.

Media lokal melaporkan meskipun antrean besar pasien di luar rumah sakit, jumlah yang dirawat hanya sedikit dari kapasitas yang seharusnya tersedia.

Pejabat senior dari Kementerian Kesehatan dan Polisi Perbatasan Indo-Tibet, yang menjalankan pusat tersebut, tidak menanggapi permintaan komentar CNN.

Sadanand dirawat sehari setelah rumah sakit dibuka.

Saat Goldi berkunjung beberapa hari kemudian, fasilitas itu ramai, katanya.

Di fasilitas gudang besar ini, beberapa pasien berbaring di tempat tidur yang terbuat dari karton.

Obatnya terbatas, dan Sadanand mengatakan dia hanya berinteraksi dengan dokter satu atau dua kali dalam tiga hari sejak dia dirawat Selasa lalu (27/4/2021).

Dia menyaksikan dua pria di tempat tidur di dekatnya berteriak minta obat, hanya untuk mati dalam beberapa jam ketika oksigen mereka tampak habis.

Pada Sabtu (1/5/2021), hari kelima di pusat Covid-19 itu, menurutnya setidaknya lima orang di sekitarnya telah meninggal.

Satu mayat tergeletak di tempat tidur di sampingnya selama berjam-jam sebelum dipindahkan.

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India mengatakan bulan lalu, bahwa mereka akan "dengan cepat" memperluas fasilitas menjadi 2.000 tempat tidur dengan pasokan oksigen, untuk membantu mengatasi kurangnya ruang rumah sakit di kota itu.

Sekitar 40 dokter medis dan 120 paramedis ahli telah dikirim ke pusat tersebut. Tapi target itu tidak sesuai dengan pengalaman Sadanand.

"Pemerintah mengira sudah membuka rumah sakit ini, pasien di sini sudah dirawat. Tapi sebenarnya, tidak ada yang seperti itu terjadi," protesnya.

“Para dokter jarang memeriksa pasien,” kata Sadanand. Dia khawatir jika dia membutuhkan perhatian medis, dia akan terlalu sakit untuk meminta bantuan.

Kadang-kadang dia berbicara dengan pasien di ranjang terdekat yang menyarankan dia untuk keluar dari pusat Covid-19 itu jika dia merasa sedikit lebih baik.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved