Berita Pendidikan
Pendidikan Karakter dan Akhlak Point Sangat Penting, Dimulai Orangtua dan Guru
Guru juga harus punya karakter juga, bagaimana mau menciptakan SDM handal kalau tak punya akhlak yang baik.
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dimasa pandemi saat ini, keberadaan guru/tenaga pendidik sangat dirasakan betul betapa besar perannya oleh para orangtua siswa terutama.
Selama setahun belajar daring di rumah maka peran guru yang digantikan oleh para orangtua di masa pandemi saat ini. Ternyata memang tidak mudah untuk menjadi seorang pendidik.
Hal tersebut terungkap ketika KH.Drs Hendra Zainuddin,M.Pdi Cendikiawan Muslim/ Pimpinan Pondok Pesantren Aulia Cendekia Palembang menjadi salah satu narasumber dalam Sumsel Virtual Fest dalam rangka memperingatu Hari Pendidikan Nasional " Guru Sumber Ilmu", Senin (3/5/2021).
"Unsur utama di dunia pendidikan adalah guru. Di zaman pandemi, mulai terasa pentingnya guru dan susahnya menjadi guru. Karena banyak orangtua di luar sana mengeluhkan sudah sebagai ibu rumah tangga, harus mengajarkan anak sekolah. Bagaimana dengan guru yang mengajar sampai 40 anak, ini sangat luar biasa sekali," jelas dia.
Namun, apa yang paling penting dalam pendidikan yakni adalah pendidikan karakter dan akhlak.
"Kalau di pesantren pendidikan karakter dan akhlak itu adalah point atau hal yang sangat penting," ungkap Hendra.
Lanjut kembaran Hendri Zainuddin ini, pendidikan yang paling mendasar mereka harus kuat, harus dilandaskan dengan pendidikan agama yang kuat baik dari orangtua , guru maupun lingkungan.
"Guru juga harus punya karakter juga, bagaimana mau menciptakan SDM handal kalau tak punya akhlak yang baik. Pendidikan karakter dimulai dari kita sebagai orang tua dan dari guru," ungkap dia.
Tak hanya itu, mengikuti perkembangan zaman di era zaman 4.0 ini juga harus dimiliki oelh semua siswa tanpa terkecuali santri.
"Saya lihat perkembangan ini diciptakan manusia sesuai zaman. Maka ustad dan ustadzah disini juga semua mengerti tentang IT. Dan pesantren tak kalah dan terus belajar dan belajar, maka hadirlah santri milenial bisa ngajar, hapal quran disiplin sholat, puasa dan lain sebagainya," jelas dia.
Kata Hendra, pola pendidikan pesantren yang sangat ketat, menjunjung tinggi akhlak, agama inilah banyak diadaptasi oleh para sekolah lainnya. Seperti sekolah islam terpadu, SMAN 17 Palembang, MAN 3 Palembang atau sekolah berbasis asrama lainnya.
Baca juga: Harga dan Spesifikasi Realme 8 Pro, Varian Warna Baru Illuminating Yellow, Bisa Menyala Dalam Gelap
Baca juga: Pengamat Pendidikan Prof Drs HM Sirozi: Banyak Kebijakan Seperti Mie Instan, Tidak Terlalu Sehat
Sementara itu, Putri Apriliyanti, M.Pd, pemenang KMA 2021/ Guru SMAN 1 Sungai Rotan Muara Enim mengatakan sebagai guru yang hadir ditengah era teknologi saat ini, haruslah dituntut menjadi guru yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana belajar.
"Saya sangat merasa beruntung, bisa berada di masa teknologi yang sdah baik. Kita tak bisa bertemy siswa tapi bsa ditemukan dengan teknologi yang sangat membantu seperti lewat zoom, sampai sederhana grup WA," jelas dia.
Dan guru, lanjut dia juga dituntut untuk krratif bisa gunakan IT. "Banyak strategi pembelajaran yang bisa ditemukan yang sifatnya kekinian, modern bisa jauh lebih mudah untuk diciptakan menjadi proses pembelajaran," ungkap dia.
Apalagi saat ini, Mendikbud tekag memberikan kemudahan bagi guru dalam mengajar sesuai dengan perkembangan zaman agar guru dapat lebih dekat dengan siswa. "Salah satunya yakni RPP sekarang hanya satu lembar, dan administrasi lainnya yang sangat mudah," beber dia.