Hari Buruh Internasional

6 Puisi Karya Widji Thukul Tentang Perjuangan Kaum Buruh, Peringati Hari Buruh Internasional 1 Mei

Berbagai kegiatan bisa dilakukan untuk memperingati Hari Buruh Internasional ini, seperti melalui puisi-puisi perjuangan para pekerja.

Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Slamet Teguh
Tribun Sumsel
Hari Buruh Internasional 1 Mei, Ini 6 Puisi Karya Widji Thukul Tentang Perjuangan Kaum Buruh 

Di majalaya ada kawan eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang lantung cari kerjaan
bini hamil tiga bulan
kesalahan: karena tak sudi
terus diperah seperti sapi

Dimana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
di mana-mana ada neni ada udin ada siti
di mana-mana ada eman
di bandung – solo – jakarta – tangerang
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan

satu mimpi

satu barisan

Baca juga: Kumpulan Kata-kata Quotes Ucapan Selamat Hari Buruh 2021 Dalam Bahasa Inggris dan Indonesia

Baca juga: 35 Ucapan Peringati Hari Buruh/May Day 1 Mei 2020, Cocok Dibagikan Ke Instagram, WhatsApp, FB

2. Buruh-buruh

Di batas desa
pagi-pagi
dijemput truk
dihitung seperti pesakitan
diangkut ke pabrik
begitu seterusnya

Mesin terus berputar
pabrik harus bereproduksi
pulang malam
badan loyo
nasi dingin

Bagaimana kalau anak sakit
bagaimana obat
bagaimana dokter
bagaimana rumah sakit
bagaimana uang
bagaimana gaji
bagaimana pabrik? mogok
pecat! mesin tak boleh berhenti
maka mengalirlah tenaga murah
mbak ayu, kakang dari desa

3. Suti

Suti tidak kerja lagi
pucat ia duduk dekat amben-nya
Suti di rumah saja
tidak ke pabrik tidak kemana-mana
Siti tidak ke rumah sakit
batuknya memburu
dahaknya berdarah

Suti kusut-masai
di benaknya menggelegar suara mesin
kuyu matanya membayangkan
buruh-buruh yang berangkat pagi
pulang petang
hidup pas-pasan
gaji kurang
dicekik kebutuhan

Suti meraba wajahnya sendiri
tubuhnya makin susut saja
makin kurus menonjol tulang pipinya
loyo tenaganya
bertahun-tahun dihisap kerja

Suti batuk-batuk lagi
ia ingat kawannya
Sri yang mati
karena rusak paru-parunya

Suti meludah
dan lagi-lagi darah

Suti memejamkan mata
suara mesin kembali menggemuruh
bayangan kawannya bermunculan
Suti menggelengkan kepala
tahu mereka dibayar murah

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved