Leher Masih Terlilit Rantai, Perjuangan Wanita Selamatkan Diri dari Sekapan Pacar, Tak Diberi Makan

Pelaku merupakan seorang pria paruh baya warga Jalan perguruan Mandala, Kota Medan, yang tidak lain adalah teman dekat korban.

Editor: Weni Wahyuny
Victory / Tribun Medan
Polisi mengamankan Maniur Sihotang pelaku penganiaya Rina Simanungkalit (33) yang dirantai hingga 3 hari dan disiksa hingga kepalanya bocor, Jumat (23/4/2021) 

TRIBUNSUMSEL.COM, MEDAN - Rina Lesmana Boru Simanungkalit bercerita bagaimana ia menyelamatkan diri dari penyekapan yang dilakukan pacarnya sendiri, Maniur Sihotang (43).

Rina berjuang selamatkan diri saat pelaku tidur.

Saat itu rantai masih melekat di leher Rina.

Ibu beranak 2 berstatus janda, warga Tangguk Bongkar 6 Kecamatan Mandala Kota Medan ini mengaku kerap mengalami siksaan dari pelaku.

Pelaku merupakan seorang pria paruh baya warga Jalan perguruan Mandala, Kota Medan, yang tidak lain adalah teman dekat korban.

Setelah berhasil diselamatkan dan berada di rumah kepala lingkungan 2 Tegal Sari Mandala 2 di Jalan Tangguk bongkar 1, korban menceritakan bagaimana dirinya bisa selamat dari ancaman kematian, akibat kekerasan dan penyekapan yang dilakukan pelaku Maniur.

Seorang wanita mengalami penyekapan hingga dirantai di lehernya di wilayah Jalan Tangguk Bongkar, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Medan Denai, Jumat (23/4/2021) subuh.
Seorang wanita mengalami penyekapan hingga dirantai di lehernya di wilayah Jalan Tangguk Bongkar, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Medan Denai, Jumat (23/4/2021) subuh. (sumber: TRIBUN MEDAN / HO)

Dengan luka lebam di seluruh tubuh dan bagian wajah tepatnya di pipi sebelah kiri dan kepala berlumuran darah, serta masih terikat kalung rantai besi di lehernya, korban menangis histeris atas kejadian yang dialaminya.

"Saya kemari mau melapor pak dan meminta perlindungan, ada teman pria saya menyekap dan menyiksa saya secara sadis. Serta menegaskan ingin membunuh saya. Saya lari ketika pelaku saya lihat tertidur," kata Rina Simanungkalit sapaan akrabnya.

Korban mengaku, awal penyiksaan ini secara terus menerus dialaminya sejak dirinya menolak perasaan dan ajakan jalinan asmara pelaku Maniur untuk berumah tangga pada pekan lalu disebuah kos-kosan Jalan Tangguk Bongkar, yang merupakan rumah warisan ibu pelaku.

Selain kasar, lanjut korban, pelaku Maniur juga diduga pengguna narkoba dan hal itu baru diketahui korban beberapa bulan kemudian.

Oleh karena itu, korban mulai membuat jarak hubungan mereka.

Tepat pada Selasa (20/4/2021), penyiksaan keras dan penyekapan dialami korban di rumah kos-kosan tersebut.

"Beberapa bulan lalu, saya jaga jarak dengan pelaku. Tetapi pelaku nekat, mendatangi rumah orangtua saya dan menculik anak saya bernama D (7) serta menjadikan anak saya sandera agar menuruti keinginannya. Bahkan anak saya D mengalami kekerasan dengan ditunjang dari atas lantai 2," beber korban.

Korban Rina Boru Simanungkalit memaparkan, insiden kekerasan kepada anaknya berhasil dilaporkan ayahnya kepada pihak kepolisian.

Akan tetapi, pelaku semakin nekat melakukan penyiksaan dan bahkan akan membunuh seluruh keluarga korban, jika Rina Boru Simanungkalit tidak mau mencabut laporannya dan berdamai dengan pelaku.

"Saya takut sekali pak, tolong pak dampingi saya mengadu ke polisi. Kepala saya pecah, kaki dan sejumlah tubuh saya di tikam pakai obeng dan tang. Bahkan punggung saya dihantam pakai rantai besi ini," ujar korban sembari menunjukkan bagian lebam serta rantai besi yang terkunci gembok, melekat di lehernya layaknya seekor binatang.

Ditanya kepada Rina, keberadaan kunci gembok rantai besi yang melekat dilehernya.

Rina mengaku, kunci disimpan di bagian saku kantong celana pelaku.

Dengan berbagai macam cara, korban berhasil meloloskan diri hingga dirinya tidak memikirkan lagi membuka gembok tersebut.

Korban hanya fokus menyelamatkan nyawanya.

"Kuncinya dikantong sakunya pak. Biar saya ga lari. Pas dia terlelap tidur, saya kabur dengan rantai besi yang terkunci gembok dileher," pungkasnya.

Di lokasi yang sama, Ayah Korban Sihar Simanungkalit (64) yang sebelumnya dijemput warga dari kediamannya di jalan Tangguk Bongkar 8 Tengah, Mandala, membenarkan kekerasan yang dialami putrinya.

Sihar Simanungkalit mengatakan, perilaku bejat pelaku diduga akibat mengonsumsi narkoba nekat mengancam dirinya serta melakukan kekerasan terhadap cucunya Dian.

"Kami orang miskin, mereka orang kaya pak, dulu cucu saya disiksa, dan laporan kami ke pihak polisi disuruh cabut. Boru saya ini bodoh pak, mau dia mencabut karena takut. Kalau saya sudah siap mati untuk berjuang," kata Sihar menangis histeris.

Tak hanya itu, akibat penyekapan itu serta upaya pelaku menguasai korban Rina Boru Simanungkalit yang merupakan putri kandungnya, sehingga membuat nasib dan masa depan cucunya hancur.

Dulu putri saya kerja disarang walet, dan pulang kerja kerumah saya di Tangguk Bongkar 8.

Belakangan ini, korban dilarang pulang kerumah saya oleh pelaku.

"Saya sudah tua pak, anak korban 2, sementara saya tidak bisa bekerja lagi. Akhirnya, cucu saya putus sekolah," katanya.

Sihar berharap keadilan berpihak pada putrinya. Agar kasus kekerasan dan penyekapan yang dialami putrinya tersebut.

Ia berharap kasus ini bisa sampai persidangan.

Agar pelaku diberikan hukuman berat dengan perbuatan pelaku terhadap putri dan cucunya.

"Cucu saya Dian sampai menangis mengatakan, jika sudah dewasa nanti akan membalas perbuatan pelaku MS terhadap dirinya dan ibunya," pungkasnya.

Baca juga: Fakta Baru Wanita Disekap, Leher Dililit Rantai hingga Wajah Disundut Rokok, Bukan Suami Istri

Baca juga: Lehernya Dililit Rantai, Wajah Membiru Disundut Rokok, Suami Sekap Istri Sendiri Selama 3 Hari

Pelaku Diamankan

Pelaku kini diamankan oleh polisi, Jumat (23/4/2021).

Korbannya adalah seorang janda inisial RS (33). 

Ia jadi korban penyekapan selama tiga hari.

Lehernya dirantai hingga ada luka di kepalanya.

Kanit Reskrim Polsek Medan Area Iptu Rianto menyebutkan bahwa tersangka yang diamankan adalah Maniur Poltak Sihotang (44) warga Jalan Pukat Vlll No 13 Kelurahan Bantan Timur, Kecamatan Percutseituan.

Korban adalah RS (33) seorang ibu rumah tangga yang beralamat di Jalan Tangguk Bongkar Vll, Kelurahan Tegal Sari Mandala lll, Kecamatan Medan Denai.

Rianto menyebutkan penyekapan terjadi di Jalan Elang No 36 Kelurahan Tegal Sari Mandala llI, Kecamatan Medan Denai.

"Pelaku hari Jumat tanggal 23 April 2021, sekitar pukul 05.00 WIB diamankan di kost tersangka," tuturnya.

Seorang wanita mengalami penyekapan hingga dirantai di lehernya di wilayah Jalan Tangguk Bongkar, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Medan Denai, Jumat (23/4/2021) subuh.
Seorang wanita mengalami penyekapan hingga dirantai di lehernya di wilayah Jalan Tangguk Bongkar, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Medan Denai, Jumat (23/4/2021) subuh. (sumber: TRIBUN MEDAN / HO)

Ia menyebutkan krolonologi kejadian terjadi sekitar Pukul 05.00 WIB dimana polisi mendapat informasi dari masyarakat bahwasanya terjadi penganiayaan dan penyekapan didalam kos- kosan.

"Korban Rina diamankan Kepling ditangguk bongkar l Setelah mendapat informasi tersebut. Reskrim Polsek Medan Area bergerak ke lokasi kejadian," ungkapnya .

Rianto menyebut sesampainya di TKP, polisi melihat benar ada satu orang perempuan sedang tergeletak di dalam rumah pak kepling.

Dimana kondisi korban semua badannya sudah lebam sampe ke kaki bekas penganiayaan oleh tersangka Maniur Sihotang.

"Kemudian personil menanyakan kepada korban siapa yang melakukan terhadap diri korban. Kemudian korban mengatakan kalau yang melakukannya pacar dia sendiri yang tinggal di indekos Jalan Elang. Karena korban disekap selama tiga hari dan leher korban di rantai," ungkap Riantor.

Ia menyebutkan pada saat tersangka tertidur, korban berhasil melarikan diri menuju rumah kepling.

Selanjutnya polisi bergerak ke Jalan Elang untuk mengamankan tersangka di dalam Indekos dan membawanya ke Polsek Medan Area.

"Untuk pemeriksaan lebih lanjut dan korban kami boyong ke rumah sakit Bhayangkara untuk berobat berhubung korban tidak memungkinkan untuk membuat laporan," tuturnya.

Ia menyebutkan tersangka dijerat dengan Pasal 351 KUHPidana.

"Selanjutnya pelaku kami boyong ke kantor Polsek Medan Area. Serta menyerahkan kepada penyidik untuk pemeriksaan lebih lanjut," pungkasnya.

Dalam video berdurasi 1.56 detik yang diterima tribunmedan.com, terlihat korban wanita yang diperkirakan 30 tahunan tersebut tampak merintih kesakitan.

Saat sang ayah membuka rantai di leher anaknya. "Sakit," cetusnya sambil menangis di kursi roda di Mapolsek Medan Area.

Sang perekam video, terlihat menguatkan ayah dan anak yang sudah mulai menangis tersebut.

"Jangan nangis bapak, harus sehat biar bisa berjuang demi anak bapak ini. Jangan sakit, jangan," tutur perekam.

"Kepala yang bocor mana kepalanya yang bocor," Sambil mengarahkan kameranya ke kepala korban.

"Bendol-bendol semua, pakai obeng pakai tang dibuatnya dicucuknya dilipatnya. Pakai api dibuatnya, semua dibikinnya, semua semua dibikinnya, diinjaknya perutku," rintih korban.

Sang korban menyebutkan dirinya dirantai menggunakan rantai anjing.

"Pakai rantai anjing dibuatnya," cetusnya.

Sang ayah, menyebut bahwa anaknya sudah 3 hari disekap dan tak diberi makan hingga disiksa di Jalan Tangguk Bongkar.

"Dirantai 3 hari dirantai enggak dikasih makan di Jalan Tangguk Bongkar, sakit kali anakku ini," cetus sang ayah sambil memeluk anaknya.

(jun-tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul ASMARA DITOLAK, Maniur Sekap Wanita Pujaan Pakai Rantai Anjing dan Siksa Pakai Obeng Selama 3 Hari

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved