Mengatasi Miningitis
Awas Miningitis atau Radang Otak Mengancam, Bisa Sebabkan Tuli Permanen Hingga Kematian
Penyakit 'Meningitis sudah cukup familier di masyakakat. Padahal penyakit infeksi ini tidak boleh dianggap remeh.
Sedangkan untuk kasus yang tergolong berat, penyakit ini bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
"Sementara pada kasus berat, dapat mengakibatkan kematian," kata dr. Herbowo.
Perlu diketahui, Meningitis merupakan infeksi yang terjadi pada selaput pelindung yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.
Kendati jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, namun penyakit infeksi ini harus diwaspadai.
Hal itu karena Meningitis merupakan salah satu infeksi yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
Pada 2016, terdapat 4.313 orang dari 78.018 kasus Meningitis di Indonesia. Angka ini tentunya menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kasus dan kematian tertinggi di Asia Tenggara akibat Meningitis.
dr. Herbowo menyampaikan bahwa ada salah satu penyakit Meningitis yang dianggap paling berbahaya yakni Meningokokus Invasif atau Invasive Meningococcal Disease (IMD).
Meningitis jenis ini merupakan infeksi bakteri serius yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis.
Bakteri ini dapat menyerang tubuh dan akhirnya menyebabkan munculnya penyakit serius seperti Meningitis.
"Salah satu jenis Meningitis yang paling berbahaya adalah Meningitis yang disebabkan oleh bakteri neisseria meningitidis, yang disebut Invasive Meningococcal Disease," papar dr. Herbowo.
Indonesia diketahui memiliki risiko importasi kasus IMD yang cukup tinggi. Hal itu karena jumlah jemaah haji dan umrah serta pekerja migran Indonesia (PMI) yang sangat besar.
Selain itu, mobilitas yang sangat tinggi terkait perjalanan internasional, ke atau dari Indonesia, turut berkontribusi dalam mendorong peningkatan risiko importasi IMD.
"Karena itu, perlu ditingkatkan pengawasan kesehatan terhadap pelaku perjalanan khususnya yang akan pergi atau datang dari negara endemis. Dan pelaku perjalanan dengan agenda kegiatan yang bersifat massal seperti haji, umrah, dan kegiatan- kegiatan level internasional yakni olah raga atau olimpiade," tutur dr. Herbowo.
Ia pun mengakui bahwa terkadang IMD sulit didiagnosis lantaran tanda dan gejalanya sering kali mirip dengan penyakit lainnya.
Masa inkubasi penyakit ini pun terjadi selama 1 hingga 10 hari, namun pada umumnya kurang dari 4 hari.
Sedangkan gejala umum yang sering dialami oleh penderita IMD diantaranya sakit kepala hebat, demam, mual, muntah, sensitif terhadap cahaya (fotofobia), kaku pada bagian leher (kaku kuduk), tanda gangguan neurologis seperti koma.
Penderita IMD ini tentunya harus segera mendapatkan penanganan medis karena berisiko tinggi mengalami kematian.
Konsultan neurology anak ini menyebut tingkat kematian yang disebabkan Meningitis jenis ini berada pada angka 50 persen.
"Jika tidak segera ditangani dengan tepat, orang yang terinfeksi IMD dapat meninggal. Tingkat kematian yang disebabkan oleh IMD dapat mencapai 50 persen," tegas dr. Herbowo.
Oleh karena itu, kata dia, penyakit dengan kategori sangat berbahaya ini perlu dicegah melalui pemberian vaksinasi.
Namun mirisnya, kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi sebagai langkah pencegahan utama munculnya penyakit ini masih sangat minim.
Terkait vaksinasi pencegahan Meningitis, terdapat dua tipe vaksinasi yang tersedia saat ini yakni Meningococcal Conjugate Vaccine (MCV) atau vaksin yang mengandung empat serogroup (A, C, Y, W135) Neisseria meningitidis dan Meningococcal Polysaccharide vaccines (MPSV) atau vaksin yang mengandung 4 serogroup (A, C, Y, W135) Eisseria meningitidis.
Meningococcal Conjugate Vaccine (MCV) dapat digunakan pada usia 9 bulan hingga 55 tahun.
Vaksin ini memiliki proteksi lebih lama dengan durasi lebih dari lima tahun setelah vaksinasi dan dapat menginisiasi imunitas seumur hidup.
Sedangkan Meningococcal Polysaccharide vaccines (MPSV) dapat diberikan untuk anak berusia di atas dua tahun.
Namun imunitas dari vaksin ini hanya dapat melindungi selama tiga tahun setelah vaksinasi dan tidak menginisiasi imunitas seumur hidup.
------------
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Waspadai Meningitis, Risikonya Tuli Permanen Hingga Kematian
dengan judul Waspadai Meningitis, Risikonya Tuli Permanen Hingga Kematian